Persepsinews, Samarinda – Pemprov Kaltim akan memaksimalkan upaya penanggulangan inflasi daerah yang saat ini masih terjadi di bumi etam, terutama di moment bulan ramadhan menjelang Idul Fitri 1445 H. Hal itu dilakukan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2024.
Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik mengatakan, inflasi saat ini menjadi tantangan yang sangat serius yang dihadapi masyarakat saat ini. Sebab, harga pangan yang tidak terkendali akan berdampak buruk terhadap stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Akmal mengungkapkan, melalui GNPIP Kaltim 2024 pihaknya akan melakukan 4 langkah penanggulangan inflasi. Diantaranya, meningkatkan sinergi bersama Bank Indonesia serta stakeholder lainnya dalam menjaga stabilitas dan ketersediaan harga pangan.
Melakukan digital farming hingga hilirisasi pertanian dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kemandirian dan kedaulatan pangan.
“Kolaborasi terus dibangun dan dilakukan semua pihak dari distributor, agen, Bulog termasuk mitra-mitra dalam menyuplai pasokan di daerah ini,” ucap Akmal.
Akmal menyoroti kondisi inflasi Kaltim dari tahun ketahun. Hingga 2024 ini, inflasi Kaltim sudah mencapai 3,28 persen.
Dari data tersebut, 4 Kabupaten dan Kota yang menjadi sampel Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Berau menjadi yang tertinggi dengan inflasi 4,14 persen.
Untuk mengatasi persoalan ini, Akmal mendorong seluruh pihak untuk bisa berinovasi dan berkolaborasi bersama pelaku usaha ekonomi, petani, produsen, distributor dan semua unsur terlibat dalam rantai pasokan pangan untuk menyusun strategi peningkatan produksi, efisiensi distribusi hingga pemgembngan teknologi pertanian.
Dengan begitu inflasi di Kaltim akan bisa ditangani dengan baik dan angka inflasi di Kaltim bisa turun dibawah target nasional.
“Mari kita jadikan perubahan positif dalam mengendalikan inflasi pangan sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. Bersama-sama, kita mampu meraih kesuksesan dalam upaya menghadirkan stabilitas harga pangan, kesejahteraan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ucapnya. (Ozn)