Persepsinews.com, Samarinda – Masalah pasokan gas telah menjadi perhatian utama bagi sejumlah kota di seluruh negeri, termasuk Kota Samarinda. Ketidakstabilan pasokan dalam beberapa bulan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan masyarakat.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Novi Marinda Putri, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan serangkaian upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu langkah yang diambil adalah memanggil pihak-pihak terkait, termasuk Pertamina, yang bertanggung jawab atas pasokan gas di wilayah tersebut.
“Masalah gas bukan hanya di Kota Samarinda, kota-kota lain permasalahannya sama, kita beberapa kali memanggil Pertamina untuk menanyakan, minggu ini akan kita panggil lagi,” ujarnya.
Meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan, Novi mengakui bahwa hasil yang diperoleh belum memuaskan. Salah satu isu utama yang terus muncul adalah penyaluran gas yang tidak tepat sasaran. Meskipun ada kuota yang ditetapkan, agen-agen penyalur gas sering kali menjualnya secara bebas tanpa mematuhi aturan yang berlaku.
“Permasalahannya tetap sama, menjual tidak tepat sasaran, mereka bebas membeli, tidak ada aturan,” kata Novi.
Ketidakpastian ini semakin diperparah dengan adanya kabar tentang kelangkaan gas, yang memicu kepanikan di kalangan masyarakat. Banyak yang berusaha menimbun persediaan gas untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan pasokan di masa mendatang.
Untuk mengatasi masalah ini, DPRD Samarinda akan memanggil Pertamina untuk segera berdiskusi mengenai penyusunan regulasi yang lebih ketat untuk mengatur penyaluran gas agar sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kita mau itu nanti di regulasi, siapa aja sih yang boleh memakai gas ini, masyarakat juga pastinya panik mendengar gas kosong dan kalang kabut nyetok. Mereka menjualnya terlalu bebas tidak ada batasan,” jelas Novi.
Selain itu, DPRD Samarinda juga akan membahas penerapan syarat-syarat yang lebih jelas untuk penggunaan gas, dengan harapan dapat mengurangi penyaluran gas secara bebas.
“Harus tepat sasaran sesuai aturan, jadi nanti kita coba berdiskusi. Kita berusaha agar mereka tidak menjual bebas, ada syaratnya,” tutup Novi. (Lis)