Persepsinews, Samarinda – BPS Kaltim mencatat adanya deflasi sebesar 0,05 persen di Kaltim pada bulan Juni 2024 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Meski demikian, secara tahunan (year-on-year), Kalimantan Timur masih mencatatkan inflasi sebesar 2,99 persen.
Kepala BPS Kaltim Yusniar Yuliana mengungkapkan, deflasi 0,05 persen di Kalimantan Timur pada Juni 2024 terutama dipengaruhi oleh penurunan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran utama seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,18 persen serta pakaian dan alas kaki sebesar 0,59 persen.
“Deflasinya sekitar 0,05 persen itu secara bulanan, namun inflasih masih terjadi sekitar 2,99 persen secara tahunan ya, karna masih mengalami peningkatan harga, ada tiga yang memberikan andil cukup tinggi seperti kelompok makanan, minuman, tembakau hingga transportasi,” ungkap Yusniar (1/7/2024).
Penurunan harga pada kelompok ini memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi yang terjadi.
Meskipun mengalami deflasi bulanan, Kalimantan Timur masih mencatat inflasi tahunan sebesar 2,99 persen. Beberapa faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga secara tahunan diantaranya, momen libur sekolah dan cuti bersama Idul Adha.
Aktivitas liburan dan cuti bersama yang terjadi pada bulan Juni 2024 meningkatkan permintaan terhadap berbagai barang dan jasa, terutama di sektor pariwisata, transportasi, dan makanan.
Secara rinci, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tahunan tertinggi sebesar 6,54 persen, dengan andil inflasi sebesar 1,90 persen. Kelompok kesehatan juga mencatat inflasi tinggi sebesar 4,90 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,14 persen.
Sementara itu, untuk kelompok transportasi mencatat inflasi tahunan sebesar 2,90 persen, memberikan andil inflasi sebesar 0,39 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mencatat inflasi sebesar 0,60 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,10 persen.
Dari keseluruhan angka tersebut, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau dan terendag
“Inflasi tertinggi masih terjadi di Berau sebesar 3,67 persen dengan IHK sebesar 107,52 dan terendah terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 2,36 persen dengan IHK sebesar 107,46,” jelasnya.