Persepsinews, Samarinda – Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada Maret 2024 tercatat sebesar 5,78 persen, menurun 0,33 poin persen terhadap Maret 2023. Kondisi ini menjadikan penduduk miskin di Kaltim jauh lebih rendah dibandingkan persentase penduduk miskin secara nasional, yakni 9,03 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Kaltim Yusniar Juliana mengatakan, terdapat sejumlah faktor penurunan angka kemiskinan di Bumi Etam. Diantaranya seperti turunnya harga sejumlah komoditi penting seperti, minyak goreng, tepung terigu, daging ayam ras dan daging sapi.
“Karna dua faktor tersebut penurunan harga sejumlah komoditi dan peningkatan pekerja parih waktu,” ungkap Yusniar saat ditemui di Kantornya.
Disisi lain penurunan juga didorong penurunan tingkat pengangguran terbuka 0,62 poin dan peningkatan pekerja paruh waktu 2,27 poin, termasuk program intervensi kemiskinan dari pemerintah
“Penurunan terjadi sekitae, 0,33 persen, memang penurunan ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan ya, ada banyak program yang dikeluarkan untuk penurunan angka kemiskinan,” lanjutnya.
Garis Kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp833.955,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp590.571,- (70,82 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp243.384,- (29,18 persen).
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & non makanan).
Secara nasional angka kemiskinan Kaltim pada posisi 7 terendah dengan angka sebesar 5,78 persen. Angka kemiskinan terendah di Bali yakni 4,00 persen. Sedangkan yang tertinggi di Papua Pegunungan 32,97 persen. 18 Provinsi Angka Kemiskinan dibawah Nasiona dan 20 Provinsi Angka Kemiskinan diatas Nasional. (Ozn)