Persepsinews.com, Samarinda – Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas Remaja (LPKR) Kaltim, Wiwik Dwi Retno, yang juga menjabat sebagai ketua panitia, menekankan pentingnya seminar pendidikan politik dini sebagai sumber informasi langsung dari narasumber yang kompeten, berbeda dengan informasi yang sering kali kurang valid di internet.
Dalam kegiatan ini, peserta dapat belajar langsung dari tokoh-tokoh seperti Rusman Ya’qub, praktisi politik dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, Elvyani NH Gaffar, seorang akademisi sekaligus mantan anggota KPU, dan Ramaon D Saragih, Komisioner KPU Kaltim.
“Kami ingin generasi muda memahami bahwa politik itu asik dan penting. Jangan takut berpolitik, dan yang paling penting, jangan golput,” tegas Wiwik usai seminar, di Hotel Fugo Samarinda, Minggu (17/11/2024).
Lanjutnya, seminar ini dihadiri oleh 120 peserta, dari institusi seperti Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI), Poltekkes, dan organisasi kepemudaan seperti HMI dan PMII, serta lembaga masyarakat.
“Pesertanya mayoritas adalah generasi muda, dan target kami memang generasi Z yang membutuhkan panduan agar tidak salah memahami politik,” kata Wiwik.
Sementara itu, Rusman Ya’qub, praktisi politik, sekaligus pemateri dalam seminar, menyoroti pentingnya peran pemilih muda dalam pilkada yang akan berlangsung pada 27 November.
Ia berharap kegiatan seperti ini dapat menggugah generasi muda, khususnya generasi milenial dan Z, untuk menggunakan hak pilih mereka.
“Generasi milenial dan Z mendominasi hampir 40 persen dari total pemilih, tetapi mereka juga sangat rentan untuk golput. Ini berbahaya dan bisa menjadi indikasi kegagalan demokrasi,” ujar Rusman.
Rusman menambahkan bahwa partisipasi politik yang tinggi merupakan indikator kualitas demokrasi. Untuk itu, apabila partisipasi pemilih bisa mencapai di atas 70 persen, itu menunjukkan kesadaran publik terhadap penyaluran aspirasi politiknya sangat bagus.
“Ini cita-cita yang harus kita wujudkan,” ungkapnya.
Namun, ia menekankan bahwa angka tersebut hanya bisa dicapai melalui upaya bersama, termasuk peran pemerintah, kelompok masyarakat, dan organisasi untuk aktif melakukan pendidikan politik kepada generasi muda.
Menurut Rusman, penting bagi semua pihak untuk menggiatkan kampanye politik yang positif, terutama bagi pemilih pemula yang baru pertama kali memberikan suara.
Ia optimis, dengan pendidikan politik yang konsisten dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, target partisipasi di Kalimantan Timur pada pilkada mendatang dapat mencapai lebih dari 65 persen.
“Penting bagi kita untuk memastikan demokrasi berjalan dengan baik, dan itu dimulai dari partisipasi masyarakat, terutama generasi muda, pada 27 November nanti,” tandasnya.