Persepsinews, Samarinda – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat tingginya angka masyarakat yang masih buang air besar sembarangan (BABS) menjadi salah satu penyebab utama masalah stunting di daerah. Kepala Dinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin, menjelaskan bahwa perilaku BABS berdampak buruk pada kesehatan lingkungan dan kondisi gizi masyarakat, terutama anak-anak.
“Stunting ini sebenarnya juga disebabkan karena BABS ini, ya, karena lingkungan jadi kotor, anak-anak jadi diare, dan jatuh pada gizi buruk serta gangguan pencernaan,” kata dr. Jaya Mualimin.
Menurutnya, untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kolaborasi antara berbagai pihak, tidak hanya dari pemerintah daerah, tetapi juga dari seluruh stakeholder terkait, mulai dari instansi teknis seperti Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) hingga tingkat desa. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan akses yang lebih baik terhadap sarana dan prasarana sanitasi yang memadai.
“Kita ingin semua berkolaborasi bukan hanya kita saja, seperti PUPR hingga tingkat desa untuk membantu menyediakan sarana dan prasarana agar langkah Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) ini bisa meningkat,” ungkapnya.
Pemerintah Kaltim mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung program sanitasi sehat, yang bertujuan untuk mengurangi angka BABS dan mencegah masalah stunting yang lebih lanjut.
“Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Kaltim dapat berkurang signifikan dalam waktu dekat,” tegasnya. (Ozn/ Adv Dinkes Kaltim)