Persepsinews.com, Samarinda – Aliansi Mahasiswa Kalimantan Timur (AMKT) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Kaltim, Senin (17/2/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah terkait efisiensi anggaran yang dianggap merugikan sektor pendidikan.
Dengan tajuk “Indonesia Gelap Jalur Pendidikan”, para mahasiswa menyuarakan keprihatinan atas kebijakan pemangkasan anggaran yang dinilai menyimpang dari amanat konstitusi.
Dalam demonstrasi tersebut, AMKT menyoroti kebijakan efisiensi anggaran yang lebih mengutamakan program-program ambisius pemerintah, seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG), sementara sektor pendidikan justru mendapatkan alokasi anggaran yang semakin terbatas. Mereka menganggap bahwa kebijakan tersebut tidak tepat sasaran dan malah mengabaikan kebutuhan riil pendidikan yang seharusnya menjadi prioritas utama.
Humas AMKT, Andi Maulian Muzakir, menyampaikan tiga tuntutan utama dari aliansi mahasiswa tersebut. Pertama, mereka mendesak pencabutan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang dinilai merugikan sektor pendidikan. Kedua, mereka menolak pengesahan RUU Minerba yang akan dibahas pada sidang paripurna DPRD Kaltim 18 Februari mendatang. Ketiga, mereka meminta evaluasi total terhadap program Makanan Bergizi Gratis yang dianggap tidak memberikan dampak signifikan pada dunia pendidikan.
“Efisiensi anggaran yang dilakukan untuk dialokasikan ke MBG justru mengurangi anggaran untuk pendidikan yang merupakan hak dasar bagi seluruh anak bangsa. Pendidikan harus menjadi prioritas utama,” tegas Andi dalam orasinya.
Aksi demonstrasi tersebut berakhir dengan pembubaran paksa oleh petugas kepolisian karena demonstran tidak membubarkan diri sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati. Petugas menggunakan water cannon untuk memaksa mundur para demonstran, yang akhirnya terpaksa mundur perlahan hingga akhirnya dipukul mundur sampai ke Masjid Islamic Center.
“Kami akan terus memperjuangkan hak pendidikan yang layak bagi seluruh anak bangsa. Pemerintah tidak boleh mengabaikan sektor pendidikan,” ujar Andi Maulian Muzakir dengan tegas. (Red)