Persepsinews.com, Samarinda – Rapat Kerja Komisi IV DPRD Kaltim yang digelar pada Selasa (29/4/2025) berlangsung panas setelah manajemen Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) Samarinda mangkir dari undangan resmi dan hanya mengutus tim kuasa hukum sebagai perwakilan.
Kuasa hukum RSHD yang hadir yakni Febrianus Kuri Kofi, Desi Andriani, dan Andula Agustinus, menyampaikan bahwa manajemen RSHD sedang berada di luar kota.
Namun, alasan itu langsung dibantah keras oleh para karyawan dan mantan karyawan RSHD yang turut hadir dalam rapat.
“Bohong itu. Mana ada mereka keluar kota,” seru salah satu karyawan yang langsung disambut riuh dukungan dari peserta rapat lainnya.
Situasi yang memanas membuat pimpinan rapat, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim M. Darlis Pattalongi, mengambil sikap tegas. Ia meminta tim kuasa hukum untuk meninggalkan ruang rapat.
“Sebelum kita lanjutkan, mohon pengacaranya keluar saja. Kita rapat dengan Disnaker dan para karyawan,” ujarnya yang disambut tepuk tangan dari peserta rapat.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, dr. Andi Satya Adi Saputra, menyayangkan sikap manajemen RSHD yang dinilai tidak serius menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan yang terjadi di internal rumah sakit tersebut.
“Kalau yang datang pengacara, berarti ini sudah masuk ranah hukum. Tapi kami ini DPRD, bukan pengadilan. Kita undang untuk cari solusi, bukan debat hukum,” tegas politisi Partai Golkar itu.
Ia menyebutkan bahwa undangan telah dikirim sejak 21 April 2025, dan ketidakhadiran manajemen mencerminkan buruknya itikad dalam menyelesaikan konflik. “Ini bentuk ketegasan kami,” ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, di internal manajemen RSHD terjadi saling tunjuk soal siapa yang seharusnya hadir dalam rapat. CEO PT Medical Etam, drh. Iliansyah, sempat meminta GM RSHD, Sulikah, untuk hadir, namun ditolak. Plt Direktur RSHD, Setiyo Irawan, juga menolak dengan alasan tidak memahami isu ketenagakerjaan.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari manajemen RSHD.
“Kalau untuk ngomong langsung ke manajemen kayaknya agak sulit,” ujar Rizka Adnaya, petugas front office RSHD. (Red)