spot_img

TRC PPA Kaltim Dampingi Kasus Dugaan Pengeroyokan Bocah SD di Samarinda Seberang

Persepsinews.com, Samarinda – Kasus kekerasan terhadap anak kembali terjadi di Samarinda. Kali ini, seorang siswa sekolah dasar (SD) menjadi korban dugaan pengeroyokan yang videonya viral di media sosial.

Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalitim langsung turun tangan menyelidiki kejadian yang memicu keprihatinan masyarakat luas.

Ketua TRC PPA Kaltim, Rina Zainun, menyampaikan bahwa video viral tersebut memperlihatkan aksi kekerasan terhadap seorang bocah yang belakangan diketahui tinggal di wilayah Samarinda Seberang. Tim segera melacak alamat korban dan mendatangi rumahnya pada Jumat (10/5/2025).

Saat dikunjungi, korban dalam kondisi trauma. Ia menangis, tubuhnya gemetar, dan matanya tampak sembab.

“Kami datang hari ini karena video itu. Kami cari tahu, akhirnya dapat alamatnya, lalu bertemu dengan korban,” ujar Rina.

Sang ibu tak mampu menahan tangis ketika menyaksikan video kekerasan yang menimpa anaknya. Selama ini, ia hanya tahu anaknya pernah mengaku ditampar, tanpa menduga bahwa anaknya menjadi korban tindakan brutal yang sempat disangkal oleh salah satu terduga pelaku.

“Video itu lebih jujur dari pengakuan pelaku,” tambah Rina.

Kini, TRC PPA Kaltim telah mendampingi keluarga korban untuk membuat laporan resmi ke Polsek Samarinda Seberang. Rina juga memastikan bahwa kasus ini akan dilimpahkan ke Polresta Samarinda untuk penanganan lebih lanjut.

Korban telah menjalani visum fisik dan akan segera mendapat pendampingan psikologis melalui kerja sama dengan UPTD PPA. Ia masih mengalami trauma dan mengeluh nyeri di punggung.

Menurut pengakuan korban, ada dua orang yang diduga menjadi pelaku kekerasan. Namun, Rina menegaskan bahwa penyelidikan lebih lanjut adalah kewenangan penuh pihak kepolisian.

“Orang tua harus lebih peka. Jangan hanya percaya. Pantau pergaulan dan aktivitas anak, termasuk isi ponselnya,” tegas Rina.

Menutup pernyataannya, ia juga mendukung penerapan jam malam anak oleh Pemkot Samarinda, namun berharap aturan itu bisa lebih ketat.

“Kalau bisa, jam malam anak dimajukan. Jangan jam 9 malam,” pungkas Rina. (Red)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer