Persepsinews.com, Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengajak para peneliti di perguruan tinggi untuk menjalin koneksi langsung dengan pelaku industri nasional, khususnya industri kosmetik. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi dengan daya saing global.
“Kita harus dorong para industri di Indonesia untuk terus tumbuh. Kita ingin para peneliti yang ada di kampus dapat terkoneksi langsung dengan para pelaku industri kosmetik. Kami berharap pertumbuhan industri kosmetik tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga memiliki daya saing di tingkat global,” ujar Brian dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (17/5/2025).
Menurut Mendiktisaintek, hal tersebut selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya mendorong pertumbuhan industri domestik agar berkembang ke pasar global.
Brian mengapresiasi upaya pelaku industri kosmetik yang telah membangun ekosistem produksi dalam negeri, namun tantangan terbesar yang dihadapi adalah keterputusan antara riset di kampus dan kebutuhan industri.
“Banyak peneliti di kampus ingin berkontribusi, tetapi tidak mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh industri,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kemdiktisaintek mengundang pelaku industri untuk memberikan masukan langsung terkait topik riset yang dibutuhkan, mencakup aspek teknis, riset pasar, dan kebijakan.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia sekaligus mempercepat hilirisasi riset yang berorientasi pada kebutuhan industri nasional.
“Kemdiktisaintek siap mendampingi dan mendorong kebijakan yang mendukung pengembangan industri di Indonesia,” tutupnya.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman, menyampaikan bahwa pihaknya tengah membangun mekanisme konsorsium riset antara perguruan tinggi dan industri.
Kemdiktisaintek juga menyediakan skema pendanaan seperti co-funding dan match funding untuk mendukung kolaborasi riset tersebut.
“Kampus-kampus akan diarahkan untuk mengajukan proposal sesuai kebutuhan yang telah teridentifikasi, dan kementerian akan membantu proses matchmaking antara industri dan universitas,” tutur Fauzan. (Red)