Persepsinews.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim kini tengah melakukan langkah strategis dalam membenahi pembinaan atlet muda secara menyeluruh. Salah satunya melalui penguatan Desain Olahraga Daerah (DOD), yang menjadi kerangka kerja baru untuk menciptakan sistem pembinaan atlet yang lebih terstruktur dan berkelanjutan hingga tahun 2045.
Upaya ini bukan hanya bentuk respons terhadap Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), tetapi juga cerminan komitmen Kaltim untuk membangun prestasi olahraga dari bawah, dimulai dari daerah.
“Kalau bicara soal pembinaan atlet, tidak bisa lagi kita mengandalkan agenda tahunan yang tidak sinkron antar daerah dan provinsi. Kita butuh sistem. Dan Desain Olahraga Daerah ini adalah sistem yang kami siapkan untuk jangka panjang,” jelas Rasman Rading, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, belum lama ini.
Rasman menegaskan, saat ini Kaltim tengah merampungkan draft Peraturan Gubernur sebagai dasar hukum implementasi DOD. Peraturan ini akan menjadi pedoman bagi seluruh kabupaten dan kota agar pembinaan atlet tidak lagi berjalan sendiri-sendiri.
“Dengan adanya DOD, kita bisa memetakan potensi atlet sejak usia dini, menentukan cabang olahraga prioritas yang relevan dengan karakter daerah, dan merancang jalur pembinaan yang terhubung dari desa hingga provinsi,” ungkapnya.
Dispora Kaltim bahkan mendorong pembentukan tim koordinasi DOD di tingkat kabupaten/kota. Sebab, sebagian besar atlet potensial justru lahir dari daerah. Tanpa sistem pembinaan lokal yang kuat, provinsi tidak bisa membentuk tim elite yang kompetitif.
“Daerah adalah sumber talenta. Kalau kita tidak mulai dari sana, kita kehilangan generasi. Karena itu, pembinaan dari akar rumput mutlak dilakukan secara sistematis,” tegasnya.
DOD juga dianggap sebagai jawaban atas masalah klasik dalam dunia olahraga: minimnya kesinambungan program pembinaan dan regenerasi atlet. Sistem ini dirancang agar tidak hanya bergantung pada sosok pelatih atau pejabat tertentu, tetapi menjadi bagian dari kebijakan daerah yang berkelanjutan.
Lebih jauh, Rasman menyebut bahwa keberadaan DOD akan mempercepat implementasi DBON di Kaltim. Selain itu, sistem ini juga bisa menjadi alat ukur pencapaian pembinaan olahraga yang tidak hanya berorientasi pada medali, tetapi juga kualitas sumber daya manusia dan kesinambungan kompetisi.
“Kita ingin Kaltim dikenal bukan hanya karena atlet hebat sesaat, tapi karena punya sistem pembinaan yang kuat dan terus melahirkan talenta baru setiap tahun,” pungkasnya.(Adv/Ehd)