Persepsinews.com, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur melihat peluang strategis dalam kebangkitan olahraga tradisional sebagai media pembentukan karakter generasi muda.
Melalui pengembangan Induk Organisasi Olahraga (Inorga), Dispora menempatkan olahraga berbasis kearifan lokal sebagai bagian dari gerakan pembangunan identitas dan jati diri daerah.
“Inorga itu bukan sekadar olahraga, tapi cara kita menghubungkan generasi muda dengan akar budayanya,” ujar AA Bagus Saputra Sugiarta, Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim.
Berbeda dari cabang olahraga (cabor) yang identik dengan kompetisi dan profesionalisme, inorga justru menekankan nilai-nilai kebersamaan, sportivitas sosial, hingga filosofi hidup masyarakat lokal. Dari panahan tradisional, menyumpit, hingga permainan enggrang, inorga menjadi cermin dari cara hidup yang sarat nilai edukatif dan etika komunal.
Bagus menilai, perkembangan komunitas inorga yang mulai menggeliat di berbagai kabupaten/kota di Kaltim menunjukkan bahwa masyarakat, terutama anak-anak muda, sebenarnya masih haus akan aktivitas fisik yang bermakna.
“Bukan sekadar bergerak, tapi juga belajar menghargai tradisi dan mengenali jati dirinya,” ujarnya.
Dispora Kaltim kini tak hanya fokus menyelenggarakan kompetisi semata. Pendekatannya telah bertransformasi menjadi penguatan ekosistem pembinaan karakter, melalui pelatihan pelatih, sertifikasi juri, hingga aktivasi ruang-ruang publik yang memungkinkan inorga hidup dan berkembang secara natural.
Dengan Kalimantan Timur ditunjuk sebagai tuan rumah Tafisa Asian Games 2026, peluang untuk mengangkat inorga ke panggung nasional dan internasional pun semakin terbuka. Namun bagi Dispora, tujuannya lebih dari sekadar medali, yaitu menyiapkan generasi yang kuat secara mental, sosial, dan budaya.
“Kalau anak-anak kita bisa bermain enggrang atau menyumpit dengan bangga, itu bukan hanya sehat secara fisik, tapi juga mental. Mereka tumbuh dengan kesadaran bahwa budaya mereka bernilai,” tandas Bagus.
Bagi Dispora Kaltim, olahraga kini tidak hanya tentang prestasi, tapi juga tentang memulihkan ikatan antar-generasi melalui aktivitas yang menyenangkan, inklusif, dan sarat makna. (Adv/Ehd)