Persepsinews.com, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) provinsi justru harus memutar otak mencari dana pembinaan atlet. Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, menilai situasi itu ironis sumber daya alam dihisap besar-besaran, tetapi sumbangsih corporate social responsibility (CSR) bagi olahraga prestasi nyaris tak terasa.
“Modal mereka hasil bumi Kaltim, laba yang dibawa pulang triliunan. Begitu diajak duduk bicara pendanaan atlet, jawabannya kerap ‘nanti dulu’. Ini yang membuat kami gerah,” tegas Rasman, belum lama ini.
Dispora Kaltim menggelar setidaknya 11 program inti pembinaan, mulai dari sentra atletik, pemusatan latihan daerah (pelatda) multi-event, hingga beasiswa talenta muda. Anggaran APBD 2025 hanya mampu menutup sekitar 60 persen kebutuhan ideal. Sisanya diharapkan datang dari sponsor, dana CSR, dan kemitraan swasta.
Sayangnya, kata Rasman, pola kontribusi swasta nyaris berhenti pada sponsorship event satu kali. Atlet membutuhkan biaya harian latihan, gizi, peralatan, hingga scientific support berkelanjutan.
Dispora mencatat hanya beberapa korporasi di antaranya satu perusahaan migas di Balikpapan dan satu BUMN sawit di Paser—
yang rutin menanggung program bina-latih cabang tertentu.
“Itu pun sifatnya masih parsial, tidak sistemik,” imbuh Rasman.
Padahal, data Kementerian ESDM menunjukkan pendapatan perusahaan batu bara di Kaltim pada 2024 menembus USD 17 miliar. Cukup sisihkan nol koma sekian persen saja, prestasi olahraga Kaltim bisa melesat.
Sebagai solusi, Dispora menggulirkan konsep “bapak asuh” cabang olahraga. Setiap perusahaan besar diwajibkan melalui pergub atau nota kesepakatan mendanai minimal satu cabang dari hulu ke hilir, talent scouting, pelatda, hingga try-out nasional. Komitmen dicatat dalam kontrak tiga hingga lima tahun, disertai insentif pajak atau kemudahan perizinan sosial.
Bagi Rasman, inisiatif ini bukan sekadar soal medali tetapi investasi reputasi daerah, kesehatan generasi muda, dan kebanggaan kolektif. Skema itu mulai dipilotkan pada tiga cabor terukur renang, atletik, dan panahan pada kuartal pertama 2026. Jika sukses, pola tersebut diperluas ke bela diri dan permainan beregu. Hingga saat itu, Rasman berharap korporasi berhenti “cuci tangan” dan mulai “turun gelanggang” bersama atlet-atlet Bumi Etam. (Adv/Ehd)