Persepsinews.com, Kukar – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Aulia Rahman Basri, secara resmi membuka gelaran Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) tahun 2025 yang digelar di Tenggarong. Ini merupakan penyelenggaraan KFBN untuk ketiga kalinya dan akan berlangsung selama lima hari.
Kegiatan ini pula mengusung tema “Merajut Keberagaman, Melestarikan Kebudayaan, Menuju Pariwisata Nusantara Berkelanjutan,”festival akan menampilkan berbagai ragam budaya dari berbagai penjuru tanah air.
Tercatat, ada delapan provinsi turut ambil bagian dalam KFBN 2025, antara lain Bengkulu, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, hingga Nusa Tenggara Timur.
“Festival ini adalah ajang tahunan yang kami dedikasikan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia dan Kukar kepada dunia. Ini bukan hanya selebrasi budaya, tapi juga penguat identitas dan penggerak kesejahteraan melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ungkap Bupati Aulia dalam sambutannya.
Dari Kukar sendiri, ia menyampaikan, partisipasi datang dari 20 kecamatan, 15 kelompok seni lokal, dan 12 paguyuban etnis. Mereka akan menampilkan budaya khas daerah seperti tradisi keraton, seni pesisir Melayu, hingga kearifan budaya pedalaman.
“Kehadiran mereka adalah bentuk pengakuan terhadap eksistensi KFBN di Kukar sebagai panggung budaya nusantara,” ujarnya.
Tak lupa, Ia mengungkapkan, bahwa festival ini juga menjadi bagian dari implementasi misi kedua dalam visi “Kukar Idaman Terbaik”, yakni mewujudkan pengembangan hilirisasi sektor pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif sebagai pondasi ekonomi baru non-ekstraktif.
“Melalui even ini, Program Stimulus Komunitas Kreatif dapat dijalankan secara nyata. Kita membangun ekosistem ekonomi kreatif yang produktif, mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, mendukung ekonomi lokal, dan mencapai target penyelenggaraan even bertaraf nasional di setiap kecamatan,” jelasnya.
Terakhir, Ia berharap KFBN 2025 bisa menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal maupun budaya nusantara secara berkelanjutan.
“Saya mengajak kita semua untuk menjadikan budaya sebagai perekat persatuan dan kesatuan, serta sebagai modal penting dalam pembangunan daerah,” tutupnya. (Rob/Adv Diskominfo Kukar)













