
Persepsinews.com, Samarinda – Tes Kompetensi Individu (TKI) dinilai sebagai alat ukur yang esensial bagi sekolah untuk mendapatkan data akurat mengenai posisi capaian siswa di berbagai aspek pembelajaran. Maka itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) secara aktif mendorong seluruh satuan pendidikan di Kaltim untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan tes tersebut.
Dorongan ini merupakan langkah strategis dalam upaya menyeluruh untuk meningkatkan mutu dan pemerataan kualitas pendidikan di Kaltim, sekaligus memberikan evaluasi objektif terhadap capaian belajar siswa.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Kaltim, Armin, menjelaskan bahwa meskipun pelaksanaan TKI tidak bersifat wajib secara hukum, partisipasi sekolah sangat direkomendasikan.
“Kami dorong sekolah untuk berpartisipasi agar mereka dapat mengukur secara mandiri sejauh mana efektivitas dan hasil dari proses pembelajaran yang telah mereka lakukan selama ini,” ujar Armin.
Armin menuturkan, hasil komprehensif dari TKI akan memiliki peran krusial bagi Disdikbud Kaltim. Data tersebut akan dijadikan dasar utama dalam merumuskan dan menentukan langkah intervensi yang tepat sasaran, khususnya bagi sekolah-sekolah yang menunjukkan capaian belajar di bawah rata-rata.
“Jika hasil TKI menunjukkan capaian yang kurang bagus, kami tidak akan tinggal diam. Disdikbud Kaltim siap sedia memberikan bantuan dan intervensi yang disesuaikan, baik dalam hal peningkatan kapasitas guru, penyediaan sumber daya, maupun penyesuaian kurikulum, demi memastikan mutu pendidikan dapat meningkat secara signifikan,” katanya.
Selain berfungsi sebagai alat ukur langsung terhadap kemampuan siswa, TKI juga menjadi cerminan penting mengenai efektivitas proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik.
“Evaluasi melalui TKI ini penting untuk melihat apakah materi yang diajarkan oleh guru sudah sejalan dan termanifestasi dalam hasil yang dicapai oleh siswa. Ini adalah mekanisme feedback dua arah yang penting untuk perbaikan berkelanjutan,” jelas Armin.
Meskipun dorongan partisipasi ini bersifat masif, Armin mengakui bahwa pelaksanaan TKI di beberapa wilayah masih menghadapi sejumlah kendala, terutama di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).
Keterbatasan sarana teknologi, seperti perangkat komputer yang memadai, dan akses jaringan internet yang stabil, menjadi hambatan utama bagi sebagian sekolah yang berada di lokasi sulit.
“Kami sangat maklum, karena realitas di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua sekolah, khususnya di daerah 3T, memiliki fasilitas teknologi dan infrastruktur internet yang memadai,” ujar Armin.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya menerapkan pendekatan yang fleksibel dan menyesuaikan pelaksanaan TKI dengan kondisi dan kesiapan di masing-masing wilayah.
Melalui upaya sinergis dan fleksibilitas ini, Disdikbud Kaltim berharap dapat memetakan mutu pendidikan secara lebih detail dan menyeluruh.
“Yang mana, target akhir kami adalah memperkuat strategi pembinaan agar kualitas belajar siswa di seluruh wilayah Kalimantan Timur, dari kota hingga pelosok 3T, dapat tumbuh secara merata, demi mewujudkan sumber daya manusia Kaltim yang unggul dan berdaya saing,” pungkas Armin. (CIN/Adv/Diskominfokaltim)













