spot_img

Hilirisasi BRIDA Kaltim: Cokelat Tengkawang Lebih Unggul dari Kakao

Persepsinews.com, Samarinda – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat pengembangan produk turunan berbasis kekayaan hayati lokal, salah satunya melalui inovasi cokelat tengkawang.

Biji Cokelat Tengkawang, komoditas khas hutan tropis Kalimantan yang kaya akan minyak nabati alami, dinilai memiliki potensi nilai ekonomi tinggi dan menjadi kunci pembuka model bisnis berkelanjutan di sektor non-tambang.

Kepala BRIDA Kaltim, Fitriansyah, menyebut pengembangan ini merupakan langkah serius Pemprov Kaltim untuk memastikan komoditas lokal tidak lagi berakhir sebagai bahan mentah.

​Fitriansyah menjelaskan bahwa pengembangan cokelat tengkawang dilakukan melalui kerja sama riset dan hilirisasi yang strategis dengan PT Multi Harapan Utama (MHU).

Ia menyoroti keunggulan unik tengkawang yang terletak pada karakteristik minyak nabati alaminya. Karakteristik ini membuat olahan cokelatnya memiliki kualitas yang lebih unggul dibandingkan produk kakao konvensional.

​”Kami mengembangkan cokelat tengkawang bekerja sama dengan PT MHU. Rasanya lebih lezat dan teksturnya lebih lembut dibanding cokelat biasa. Kami sudah membuat prototipe dan memamerkannya. Insya Allah bulan ini mulai dijual,” ujar Fitriansyah.

​Menurut Fitriansyah, keberhasilan menciptakan prototipe dan menjadwalkan penjualan adalah langkah krusial. BRIDA Kaltim secara konsisten mendorong agar produk berbasis komoditas lokal ini segera memasuki pasar komersial dan memiliki daya saing yang kuat, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Hilirisasi tengkawang ini juga diharapkan membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan, terutama bagi kelompok perajin dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal,” jelasnya.

​Selain meningkatkan nilai tambah komoditas daerah, Fitriansyah menegaskan bahwa riset pengembangan cokelat tengkawang dilakukan sebagai upaya konkret untuk membuka model bisnis berkelanjutan di sektor non-tambang.

Dia menyadari bahwa Kaltim tidak bisa selamanya bergantung pada batu bara. Sumber daya hayati, seperti tengkawang, memiliki prospek besar jika dikelola secara ilmiah dan inovatif.

​“Kalau kita konsisten pada hilirisasi produk lokal, ekosistem ekonomi baru bisa tumbuh. Cokelat tengkawang ini salah satu contoh bagaimana inovasi bisa membuka pintu industri baru,” tambahnya.

​Fitriansyah berharap, kemunculan cokelat tengkawang komersial di pasaran dapat memantik minat investor dan memperkuat branding Kaltim sebagai daerah yang serius membangun ekonomi berbasis inovasi dan keberlanjutan.

“Produk tersebut direncanakan mulai diperkenalkan ke masyarakat melalui sejumlah gerai lokal dan pameran khusus, sebelum diperluas ke pasar ritel modern,” pungkasnya.

Langkah BRIDA ini menegaskan bahwa inovasi riset kini menjadi kunci utama Pemprov Kaltim dalam mentransformasi potensi alam menjadi kekuatan ekonomi yang berorientasi masa depan.(CIN/Adv/Diskominfokaltim)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer