spot_img

Disdikbud Kaltim Dorong SMK Jadi Pelopor Transisi Energi dan Pencetak Tenaga Kerja Hijau

Persepsinews.com, Samarinda — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Disdikbud Kaltim) terus mendorong sekolah menengah kejuruan (SMK) berperan aktif dalam transisi energi dan pengembangan industri hijau. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Disdikbud) Provinsi Kaltim.  Surasa, yang menegaskan bahwa pendidikan vokasi punya peran strategis dalam mencetak tenaga kerja siap pakai di sektor berkelanjutan.

Surasa menjelaskan bahwa upaya transisi energi di SMK sudah dimulai dari hilir hingga hulu. Salah satunya melalui inisiasi pembudidayaan kemiri sunan, tanaman yang bijinya menjadi bahan baku biodiesel.

“Kemiri sunan itu hanya salah satu contoh. Dari akar rumput, dari dunia pendidikan, kita bisa memulai kontribusi nyata terhadap energi terbarukan,” ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa manfaat tanaman ini bukan hanya untuk biodiesel, tetapi juga bagi lingkungan. Menurut riset di Jawa, pohon berumur 10 tahun dapat menghasilkan oksigen hingga 23 kilogram per hari. Jika dikalkulasikan dalam luasan tertentu, kontribusi terhadap penyediaan oksigen akan sangat besar.

“Transisi energi bukan hanya soal mengganti sumber energi, tetapi juga menjaga iklim. Pemerintah provinsi sudah lama mengawal ini sejak program ‘One Man Five Trees’, dan masyarakat sangat merasakan manfaatnya,” tambahnya.

Dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk industri hijau, Surasa mengakui bahwa klasifikasi jabatan berbasis green jobs di tingkat nasional masih terbatas. Karena itu, Disdikbud Kaltim mengambil langkah awal melalui pengembangan mikrokredensial (micro-credential) di SMK.

Program ini memungkinkan siswa mendalami satu unit kompetensi secara fokus dan mendalam, sesuai minat dan kebutuhan industri.

“Anak-anak tidak harus menguasai semua komponen, tapi mereka bisa jadi ahli pada satu bagian spesifik yang memang dibutuhkan dunia usaha,” jelasnya.

Contohnya pada jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM), siswa dapat memilih menjadi spesialis pada rantai tertentu seperti suku cadang atau layanan teknis tertentu. Pendekatan ini diyakini membuka peluang lebih luas untuk pekerjaan hijau baik di sektor formal maupun informal.

Selama tiga tahun terakhir, Disdikbud Kaltim menjalankan program sertifikasi kompetensi yang mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2023. Sertifikasi ini menjadi fondasi utama untuk memastikan kesesuaian kompetensi siswa dengan kebutuhan industri.

Melalui proses sertifikasi, Disdikbud berharap muncul keselarasan antara kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan industri, termasuk potensi terbentuknya jabatan-jabatan baru di sektor energi hijau yang sebelumnya belum tersedia secara formal.

“Pekerjaannya ada, tetapi rumah jabatannya belum. Dengan sertifikasi dan kolaborasi bersama industri, kita harap jabatan-jabatan itu bisa dilegalkan dan berkembang,” kata Surasa.

Surasa menegaskan bahwa Kaltim memiliki ruang sangat besar untuk mengembangkan pekerjaan berbasis energi hijau, baik dalam skala industri besar maupun sektor usaha kecil menengah. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antar stakeholder: pemerintah, dunia usaha, industri, hingga lembaga pendidikan.

“Di Kalimantan Timur, ruang untuk memulai pekerjaan hijau itu banyak sekali. Tugas kami di SMK adalah memastikan anak-anak siap masuk ke ruang itu,” tutupnya. (Han911/adv/Diskominfokaltim)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer