
Persepsinews.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan keseriusannya dalam mentransformasi struktur ekonominya melalui program hilirisasi komoditas unggulan daerah.
Upaya diversifikasi ekonomi ini semakin nyata dengan adanya kabar mengejutkan mengenai rencana pembangunan pabrik ban berskala besar yang didukung oleh investasi asing. Proyek padat modal ini dipandang sebagai salah satu terobosan paling signifikan dalam memberikan nilai tambah tinggi bagi sektor perkebunan karet Kaltim.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana, secara resmi membeberkan bahwa proyek investasi baru, yaitu pembangunan Pabrik Ban, kini telah memasuki tahap pembahasan yang sangat intensif.
Keterlibatan investor asing dalam sektor manufaktur ini memperkuat kepercayaan global terhadap iklim usaha di Kaltim, terutama sebagai kawasan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Fahmi Laksana secara spesifik mengonfirmasi asal investasi dan bahan baku utamanya. “Proyek ini juga berasal dari investor China dan akan memanfaatkan sumber daya karet sebagai bahan baku utamanya.” katanya.
Meskipun lokasi pasti dari pembangunan pabrik ban ini masih belum diumumkan secara resmi, Fahmi memberikan indikasi kuat mengenai wilayah yang menjadi kandidat utama untuk lokasi penanaman modal.
“Wilayah yang paling berpotensi dan strategis adalah Kutai Barat (Kubar). Indikasi ini didasarkan pada pertimbangan logistik yang ketat dan efisiensi operasional,” jelas dia.
Fahmi menjelaskan alasan pemilihan Kutai Barat. Kedekatan dengan sumber bahan baku karet yang melimpah menjadi faktor kunci untuk menekan biaya produksi dan menjamin pasokan yang berkelanjutan bagi pabrik.
“Layaknya sih sebenarnya di Kutai Barat kan, dekat sama bahan bakunya.” ucapnya.
Pembangunan pabrik ban di Kutai Barat diharapkan akan memberikan dampak transformatif dalam upaya hilirisasi komoditas karet daerah yang selama ini mayoritas diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai jual rendah.
Dengan adanya fasilitas pengolahan ini, potensi ekonomi daerah akan meningkat pesat. Fahmi menjelaskan dampak hilirisasi tersebut menyatakan, selain memberikan nilai tambah komoditas, proyek padat karya ini secara langsung akan membuka lapangan kerja baru yang signifikan.
“Dengan adanya pabrik pengolahan, hasil perkebunan karet akan diolah menjadi produk jadi yang memiliki nilai ekonomi jauh lebih tinggi, sekaligus menciptakan ekosistem industri manufaktur baru.” tuturnya.
Dimana, pada gilirannya akan membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di wilayah tersebut.
Saat ini, pihak DPMPTSP Kaltim masih menunggu hasil penelitian dan kajian detail dari para investor, termasuk studi kelayakan teknis dan dampak lingkungan, sebelum lokasi proyek dapat diumumkan secara final dan peletakan batu pertama dapat dilakukan.
Analisis mendalam ini merupakan langkah wajib untuk menjamin kelayakan dan dampak ekonomi jangka panjang proyek. Fahmi Laksana menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya terobosan investasi ini sebagai modal daerah.
“Keberhasilan realisasi investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah ini menjadi modal besar bagi Kaltim dalam mewujudkan visi pembangunan yang merata, inklusif, dan berdaya saing di masa depan,” pungkasnya.
Komitmen Kaltim terhadap hilirisasi dan menarik investasi strategis seperti ini menunjukkan keseriusan Pemprov dalam mentransformasi dan memodernisasi ekonomi daerah. (CIN/Adv/Diskominfokaltim)













