
Persepsinews.com, Samarinda – Menindaklanjuti laporan para nakhoda dan pemilik kapal yang melintasi Sungai Mahakam, Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur segera melakukan kajian kedalaman atau sounding di sejumlah titik alur sungai, termasuk kawasan muara menuju laut.
Kepala Bidang Pelayaran Dishub Kaltim, Ahmad Maslihuddin, mengatakan kajian ini diperlukan untuk memastikan keamanan dan kelancaran pelayaran, mengingat pendangkalan hingga keberadaan rintangan seperti pipa bawah air masih ditemukan di beberapa jalur eksisting.
“Di alur layarannya itu ada beberapa titik yang akan kami cek. Termasuk jalur-jalur alternatif selain jalur existing. Semuanya akan kita sounding, kita lihat hambatan dan kedalamannya,” jelasnya.
Langkah Dishub Kaltim ini sejalan dengan Program Andalan Gubernur Kaltim, Dr. H. Rudy Mas’ud, yaitu JOPOL poin 7 dan 8, yang menjadi arah kebijakan pembangunan daerah.
Poin 7: Revitalisasi Sungai Mahakam
Program ini fokus mengoptimalkan kembali fungsi dan kondisi Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi vital, termasuk penataan alur pelayaran, peningkatan keselamatan, dan menjaga keberlanjutan ekosistem sungai.
Poin 8: Penguatan Ketahanan Pangan
Dengan kelancaran distribusi logistik melalui sungai, sektor pangan di Kaltim akan semakin kuat, khususnya dalam memastikan pasokan kebutuhan masyarakat dan mendukung kemandirian pangan daerah.
“Revitalisasi Sungai Mahakam ini sangat penting karena jalur transportasi sungai masih menjadi tulang punggung distribusi barang dan logistik di Kaltim. Pelayaran yang lancar otomatis mendukung ketahanan pangan daerah,” kata Maslihuddin.
Maslihuddin mengungkapkan beberapa jalur pendek sebenarnya berpotensi mempercepat perjalanan kapal. Namun di lapangan, jalur-jalur ini memiliki rintangan, salah satunya pipa Pertamina yang melintang di dasar sungai.
“Kami pernah survei awal, ada jalur yang lebih pendek tapi ada pipa Pertamina. Ini yang membuat kami bingung, apakah pipa itu bisa dipindah atau bagaimana. Perlu koordinasi lagi,” ujarnya.
Beberapa jalur di Muara Berau dan Muara Jawa akan dipetakan ulang karena selama ini menjadi rute utama kapal ponton dan kapal pengangkut barang. Pada musim tertentu, beberapa kapal harus memutar jauh karena jalur pendek tidak bisa dilewati.
“Kalau jalur konvensional masih aman untuk kapal penumpang atau kapal barang biasa. Tapi untuk kapal menuju lokasi ship-to-ship, jaraknya jauh sekali kalau tidak bisa lewat jalur pendek,” jelasnya.
Studi kedalaman dan pemetaan jalur ini akan menjadi dasar untuk menentukan apakah pengerukan besar diperlukan. Namun anggarannya tidak kecil.
“Studi kedalaman saja biayanya mahal, bisa miliaran. Apalagi pengerukan besar. Makanya kita petakan dulu jalur mana yang paling memungkinkan,” kata Maslihuddin.
Kajian pemetaan jalur direncanakan rampung tahun depan. Dishub berharap hasil kajian ini dapat mendukung pelaksanaan Revitalisasi Sungai Mahakam, sekaligus memperkuat distribusi logistik untuk mendukung Ketahanan Pangan Kaltim sesuai visi Gubernur Rudy Mas’ud. (Han911/adv/Diskominfokaltim)













