Persepsinews.com, Samarinda – Jumlah sampah di Samarinda yang mencapai ratusan ribu ton per tahun menjadi tantangan serius yang tak bisa diatasi hanya oleh satu pihak.
DPRD Samarinda pun menekankan pentingnya membangun kesadaran individu sebagai langkah awal penanganan sampah yang berkelanjutan.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, M. Andriansyah, menyebut bahwa perubahan pola pikir dan perilaku warga jauh lebih penting ketimbang sekadar pembentukan komunitas pengelola sampah.
“Ini bukan soal komunitas, tapi soal ajakan. Ayo bareng-bareng kita sadar sampah. Enggak perlu ada kelompok-kelompok tertentu, yang penting geraknya bersama,” ujar Andriansyah.
Menurutnya, solusi persoalan sampah dimulai dari rumah, dengan membiasakan memilah dan membuang sampah secara benar. Langkah kecil ini akan memudahkan proses pengelolaan di TPS maupun Bank Sampah.
“Harus mulai dari rumah. Nanti di TPS, baru diolah teman-teman di Bank Sampah. Kalau ada organisasi yang mau gabung, ayo kita jalankan bareng. Tapi konsepnya satu: bergerak bersama, bukan sektoral,” tegasnya.
Ia mengakui bahwa mengubah perilaku masyarakat tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada menyusun peraturan. Namun kesadaran yang tumbuh dari dalam diri dinilai akan lebih berdampak dalam jangka panjang.
“Ngerubah perilaku itu lebih berat daripada bikin aturan,” tambahnya.
Kendati demikian, regulasi tetap diperlukan di tahap selanjutnya sebagai landasan hukum bagi gerakan masyarakat.
“Tapi setelah kesadaran mulai tumbuh, regulasi bisa jadi penguat. Pelan-pelan, kita siapkan dasar regulasinya. Buang sampah sembarangan? Kena denda. Tapi itu nanti. Sekarang kita bangun dulu kesadarannya,” tutupnya. (Sn/Adv DPRD Samarinda)
