Persepsinews.com, Kukar – Udara pagi yang sejuk di dermaga Kota Bangun Ulu menjadi saksi dimulainya Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Bupati Aulia Rahman Basri bersama Wakil Bupati Rendi Solihin hadir langsung mencanangkan kegiatan yang sarat nilai kebersamaan ini, diikuti oleh puluhan warga, perangkat desa, dan jajaran pejabat daerah.
BBGRM memang bukan program baru secara nasional, namun di Kukar, gerakan ini dihidupkan dengan pendekatan yang lebih membumi. Filosofi lokal “Betulungan Etam Bisa” menjadi landasan utama, bukan sekadar jargon belaka. Bupati Aulia menegaskan bahwa gotong royong sudah melekat dalam keseharian masyarakat Kukar, jauh sebelum seremoni ini berlangsung.
“Bulan Bhakti ini hanya momentum pengingat. Gotong royong sudah jadi budaya kita. Kita tidak perlu menunggu acara seremonial untuk saling membantu,” tegas Aulia usai apel.
Setelah apel pencanangan, Aulia dan Rendi langsung terjun meninjau kegiatan gotong royong di berbagai lokasi, mulai dari penanaman pohon di kawasan Tanjung Sarai, pengecatan Masjid Nurul Muqorobbin di Desa Liang dan Desa Loleng, hingga bersih-bersih lingkungan di Desa Kota Bangun Ilir. Secara serentak, seluruh desa dan kelurahan di Kukar juga menggelar aksi gotong royong sesuai dengan kebutuhan di wilayah masing-masing.
Dalam acara tersebut, Pemkab Kukar turut memberikan apresiasi kepada desa dan kelurahan yang dinilai berhasil menggerakkan semangat gotong royong. Desa Karang Tunggal (Tenggarong Seberang) dinobatkan sebagai pelaksana gotong royong terbaik, diikuti Desa Sumber Sari (Marangkayu) dan Sambangah (Tabang). Untuk kategori kelurahan, penghargaan diraih oleh Kelurahan Melayu dan Loa Ipuh dari Tenggarong.
Tak hanya soal partisipasi warga, Pemkab Kukar juga menyoroti tata kelola keuangan desa yang akuntabel. Sebanyak 10 desa memperoleh penghargaan atas pengelolaan dana desa yang dinilai transparan, partisipatif, dan tertib administrasi.
Daftar desa tersebut meliputi Desa Perian, Tanjung Batuq Harapan, Umaq Tukung, Mulawarman, Karang Tunggal, Wonosari, Melintang, Tuana Tuha, Loa Kulu Kota, serta Tanah Datar.
Dalam kesempatan itu, Aulia juga mengumumkan peningkatan signifikan pada Dana Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) untuk RT, dari sebelumnya Rp50 juta menjadi Rp150 juta per tahun.
Dana ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara fleksibel untuk berbagai kebutuhan, mulai dari operasional RT, kegiatan sosial, program penanggulangan kemiskinan, hingga mendukung program pendidikan seperti “Satu KK Satu Sarjana.”
Tak hanya itu, Aulia menyampaikan adanya alokasi bantuan langsung sebesar Rp1 juta per kepala keluarga bagi warga prasejahtera, sebagai upaya menjaga daya tahan ekonomi keluarga rentan agar tidak terjerumus menjadi warga miskin baru.
“Ini bukan sekadar bantuan angka, ini bentuk nyata tanggung jawab kita bersama. Kita ingin ketahanan ekonomi keluarga rentan di Kukar tetap terjaga,” ujar Aulia.
Di akhir arahannya, Aulia menyampaikan pesan singkat namun penuh makna kepada seluruh hadirin, “Sebaiknya kita bekerja.” Sebuah ajakan yang menegaskan bahwa semangat gotong royong harus terus menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan masyarakat Kukar, bukan sekadar ritual tahunan. (Rob/Adv Diskominfo Kukar)