spot_img

CBIB Jadi Standar Mutu untuk Pasar yang Lebih Luas

Persepsinews.com, Samarinda – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur terus mendorong penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) sebagai standar produksi utama bagi para pembudidaya ikan nila di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil panen sekaligus memperluas akses pasar bagi komoditas perikanan budidaya di Kaltim.

Kepala DKP Kaltim, Irhan Hukmaidy, mengatakan bahwa penerapan CBIB menjadi sangat penting karena pasar saat ini semakin menuntut produk yang aman konsumsi, berkualitas, dan memiliki standar produksi yang jelas.

“CBIB menjadi fondasi utama agar hasil panen pembudidaya memenuhi standar mutu, aman dikonsumsi, dan dapat menembus pasar yang lebih luas, baik antar-daerah maupun untuk industri pengolahan,” ujarnya di Samarinda, Kamis.

Menurut Irhan, peningkatan kualitas produk menjadi keharusan seiring besarnya kontribusi Loa Kulu sebagai sentra produksi ikan nila terbesar di Kaltim. Dengan produksi mencapai lebih dari 10 ribu ton per tahun, wilayah tersebut harus mampu menjaga konsistensi mutu agar tetap kompetitif di pasar.

“Pasar terus berkembang dan semakin selektif. Dengan standar CBIB, produk nila dari Loa Kulu bisa memiliki nilai jual lebih tinggi dan mampu bersaing dengan daerah lain,” jelasnya.

CBIB juga berperan penting dalam menjaga kualitas lingkungan budidaya. Melalui standar ini, pembudidaya diajarkan mengelola pakan, air, keramba, hingga teknik panen dengan cara yang benar dan higienis.

Selain meningkatkan mutu, penerapan CBIB membantu meminimalkan risiko kematian ikan akibat perubahan kualitas air, terutama pada musim kemarau dan banjir.

“CBIB bukan sekadar standar, tetapi solusi praktis bagi pembudidaya untuk menjaga kesehatan ikan dan mencegah kerugian,” kata Irhan.

DKP Kaltim juga mulai memperkenalkan teknologi pendukung seperti alat pemantau kualitas air, aerator hemat energi, dan metode manajemen pakan yang lebih efisien. Semua ini melengkapi penerapan CBIB agar proses budidaya berjalan lebih profesional.

Dengan teknologi dan standar mutu yang diterapkan, diharapkan kualitas hasil panen meningkat dan pembudidaya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik.

Di Kecamatan Loa Kulu, terdapat 1.057 rumah tangga perikanan budidaya yang menggantungkan penghidupan pada sektor ini. Penerapan CBIB diyakini akan berdampak langsung pada kesejahteraan para pembudidaya melalui peningkatan nilai jual dan peluang pasar.

“Kita ingin pembudidaya dapat menikmati hasil kerja keras mereka dengan nilai ekonomi yang lebih baik. CBIB membantu memastikan produk yang mereka hasilkan memenuhi permintaan pasar modern,” tegas Irhan.

Dengan penerapan CBIB secara konsisten, DKP Kaltim optimistis bahwa komoditas nila dari Loa Kulu tidak hanya menjadi tulang punggung pasokan lokal, tetapi juga mampu memperluas penetrasi pasar ke berbagai wilayah di Indonesia.

“CBIB adalah jalan menuju pasar yang lebih luas. Jika kualitasnya terjaga, produknya pasti dicari,” pungkas Irhan. (Han911/adv/Diskominfokaltim)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer