Persepsinews, Samarinda – Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menerima laporan terkait peningkatan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yang terjadi di tahun 2024
Jika dibandingkan dengan tahun 2023, terjadi peningkatan signifikan KLB Polio cVPDV1 dan 2 yang tersebar dari Provinsi Aceh hingga Papua Tengah, 101 KLB campak, 4 KLB rubela, dan 90 KLB difteri di 29 provinsi. Penyakit-penyakit ini termasuk dalam kategori PD3I dengan tingkat penularan yang tinggi, dan dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian.
KLB ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi rutin di berbagai daerah selama pandemi, serta adanya kantong-kantong imunisasi yang telah muncul sebelum pandemi COVID-19 pada tahun 2020–2022 akibat belum meratanya capaian imunisasi rutin.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Jaya Mualimin menyebut, meskipun terjadi peningkatan cakupan imunisasi secara nasional, distribusinya belum merata di setiap daerah, sehingga masih memungkinkan terjadinya KLB di beberapa wilayah. Selain itu, layanan imunisasi bagi anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi rutin juga belum optimal.
“Upaya untuk menindaklanjuti hal ini telah dilakukan melalui program PIN Polio, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Namun, di beberapa daerah capaiannya masih sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap,” jelas dr. Jaya.
Jaya berharap, seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mampu melakukan upaya penanggulangan KLB campak, terutama dalam menentukan luas wilayah dan sasaran, serta perencanaan dan microplanning pelaksanaan ORI KLB Campak di wilayah kerja masing-masing.
“Semoga ini menjadi awal yang baik untuk upaya kita bersama dalam mengatasi Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), khususnya Campak Rubella,” ucapnya. (Ozn Adv Dinkes Kaltim)