Persepsinews, Samarinda – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur memastikan bahwa survei terkait prevalensi stunting di wilayah Kaltim akan selesai pada akhir bulan November ini.
Survei yang telah dilaksanakan sejak bulan Agustus 2024 ini dilakukan bekerja sama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan SSGI (Survey Stunting Global Indonesia), dengan melibatkan partisipasi dari survailens lokal di daerah.
Kepala Dinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin, menyampaikan bahwa survei ini bertujuan untuk mendapatkan data akurat mengenai kondisi stunting di Kaltim, sebagai langkah penting dalam penanggulangan masalah kesehatan ini.
Diharapkan survei ini bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai tingkat prevalensi stunting di Kaltim, serta bisa menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Dalam dua minggu ke depan, survei yang mencakup wilayah-wilayah di seluruh Kaltim tersebut diharapkan dapat diselesaikan. Dinkes Kaltim juga menggandeng surveilans lokal yang akan membantu proses pengumpulan data dan verifikasi hasil di lapangan.
“Ya saat ini survei sedang dilakukan sampe hari ini sampai akhir November sebenarnya sudah dari bulan Agustus kemaren yang dilakukan oleh survei Indonesia bekerjasama dengan tenaga lokal, kita akan menunggu sampai dua minggu kedepan,” kata Jaya.
Pihak Dinkes berharap, dengan adanya data yang lebih lengkap dan valid, langkah-langkah pencegahan dan intervensi terhadap stunting dapat lebih efektif. Kaltim sendiri telah mencanangkan sejumlah inisiatif untuk mengurangi stunting, seperti perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan, penyuluhan tentang pola makan sehat, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Pihak Dinkes juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam program penanggulangan stunting agar hasil yang optimal dapat tercapai.
Dengan selesainya survei ini pada akhir November, Dinkes Kaltim berharap data tersebut akan menjadi acuan untuk langkah-langkah selanjutnya dalam mewujudkan generasi yang sehat dan produktif di Kalimantan Timur. (Ozn/ Adv Dinkes Kaltim)