Persepsinews, Samarinda – Kesehatan mental merupakan aspek vital yang sering kali diabaikan dalam konteks produktivitas kerja, terutama di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam menjalankan tanggung jawab mereka, ASN dihadapkan pada berbagai tekanan, mulai dari tuntutan pelayanan publik hingga birokrasi yang kompleks.
Ketika kesehatan mental terganggu, bukan hanya individu yang terkena dampaknya, tetapi juga kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, perhatian terhadap kesehatan mental harus menjadi prioritas dalam lingkungan kerja ASN.
Stres, kecemasan, dan burnout dapat mengurangi kemampuan ASN dalam menjalankan tugasnya secara efektif.
Kepala Dinkes Kaltim dr. Jaya Mualimin mengatakan, karyawan yang mengalami masalah mental cenderung memiliki motivasi yang rendah, konsentrasi yang terganggu, dan produktivitas yang menurun. Sebaliknya, ASN yang sehat secara mental lebih mampu beradaptasi dengan perubahan, bekerja sama dalam tim, dan menghasilkan kinerja yang optimal.
“Dengan memprioritaskan kesehatan mental, instansi pemerintah dapat meningkatkan kualitas layanan publik dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik,” kata Jaya.
Sebaliknya Lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental dapat menciptakan suasana yang positif dan produktif.
Dengan menyediakan program dukungan, pelatihan tentang manajemen stres, dan fasilitas yang memadai, organisasi dapat membantu ASN mengelola tekanan yang dihadapi sehari-hari.
“Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga menciptakan budaya kerja yang kolaboratif dan inovatif. Sebuah lingkungan yang sehat secara emosional akan memengaruhi kepuasan kerja dan loyalitas ASN terhadap instansi mereka.,” tegasnya. (Ozn/ Adv Dinkes Kaltim)
