
Persepsinews.com, Samarinda – Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mencapai pemerataan kualitas pendidikan yang paripurna segera memasuki babak akhir. Program strategis Sekolah Unggulan Provinsi Kaltim dilaporkan telah mencapai fase finalisasi penetapan.
Kebijakan ini dirancang untuk menciptakan pusat-pusat keunggulan pendidikan yang fokus pada standar kurikulum tinggi, penguatan pembinaan karakter, dan peningkatan kualitas guru.
Kabid Pembinaan SMA Disdikbud Kaltim, Jasniansyah, menegaskan bahwa finalisasi ini membuka jalan bagi tiga sekolah terpilih untuk segera beroperasi dengan dukungan penuh Pemprov, termasuk jaminan biaya pendidikan gratis bagi siswa asal Kaltim.
Jasniansyah menjelaskan bahwa tiga sekolah telah ditetapkan sebagai calon kuat Sekolah Unggulan Provinsi. Ketiga sekolah tersebut tersebar merata secara geografis, meliputi SMA Negeri 2 Sangatta Utara (Kutai Timur), SMA Negeri 3 Tenggarong (Kutai Kartanegara), dan SMA Negeri 10 Samarinda.
Dirinya mengakui bahwa pada tahap awal, penetapan ketiga sekolah tersebut belum berstatus resmi final. Pemerintah sengaja menahan penetapan resmi untuk memastikan kesiapan mendalam dari berbagai sisi.
”Sekarang proses penetapan ketiga sekolah ini sudah berjalan. Kami sedang dalam tahapan finalisasi dokumen dan kelengkapan penunjang,” ungkap Jasniansyah.
Proses finalisasi ini mencakup verifikasi administrasi, struktur manajemen yang adaptif terhadap kurikulum unggulan, serta pemenuhan standar sarana dan prasarana kelas dunia.
Selama periode Maret hingga Mei, tim Disdikbud Kaltim melaksanakan serangkaian diskusi intensif, workshop, dan brainstorming dengan berbagai pihak, termasuk kepala sekolah, pengawas pendidikan, dan tim teknis.
Pembahasan kunci dalam forum tersebut adalah mendesain sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang adil di sekolah unggulan, mencakup mekanisme seleksi yang transparan serta pemerataan akses bagi siswa berprestasi dari seluruh penjuru Kaltim.
“Kesepakatan yang dicapai memastikan bahwa akses ke sekolah unggulan tidak didominasi oleh satu wilayah saja, tetapi benar-benar menjangkau potensi terbaik dari seluruh kabupaten/kota,” ungkap Jasniansyah.
Dari proses diskusi tersebut, lahir kesepakatan utama yang menjadi selling point program ini: skema pembiayaan yang ditanggung sepenuhnya oleh Pemprov Kaltim.
Jasniansyah menegaskan bahwa seluruh biaya pendidikan siswa yang berasal dari Kaltim, yang diterima di ketiga sekolah unggulan tersebut, akan ditanggung penuh oleh Pemerintah Provinsi.
“Kebijakan ini ditujukan untuk memberikan kesempatan yang adil bagi putra-putri daerah agar dapat mengakses pendidikan berkualitas tinggi tanpa dibebani biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau biaya pendidikan rutin lainnya,” kata Jasniansyah.
Namun, terdapat pengecualian yang juga ditegaskan untuk menjaga prinsip pemerataan akses dan efisiensi anggaran daerah. Bagi siswa yang berasal dari luar Provinsi Kaltim, khususnya yang diterima melalui jalur tertentu, biaya pendidikan tidak ditanggung oleh provinsi.
“Aturan ini memastikan bahwa alokasi anggaran daerah benar-benar fokus dan termanfaatkan untuk meningkatkan kualitas SDM lokal,” imbuhnya.
Dengan demikian, program ini berfungsi sebagai katalisator untuk memberdayakan generasi muda Kaltim secara maksimal.
Melalui program Sekolah Unggulan yang kini berada di ambang penetapan resmi, Pemprov Kaltim optimistis dapat mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki keunggulan akademik, tetapi juga memiliki kualitas kepemimpinan dan karakter yang kuat.
Harapannya, investasi besar-besaran di tiga sekolah ini dapat memperkuat daya saing daerah secara signifikan di tingkat nasional.
“Ini adalah langkah konkret Kaltim dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045, memastikan bahwa lulusan kita siap menjadi pemimpin dan profesional yang berkontribusi penuh pada pembangunan daerah dan Ibu Kota Nusantara (IKN),” pungkas Jasniansyah. (CIN/Adv/Diskominfokaltim)













