
Persepsinews.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan keseriusan dalam menyambut era transisi energi global.
Melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, pemerintah daerah mempercepat persiapan kerangka pelatihan tenaga kerja untuk sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Langkah proaktif ini diambil untuk memastikan kesiapan Kaltim dalam menyediakan tenaga kerja lokal yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri masa depan.
Kepala Disnakertrans Kaltim, Rozani Erawadi, menyampaikan bahwa meskipun saat ini belum banyak perusahaan di Kaltim yang memulai program reskilling atau upskilling secara formal khusus EBT, pemerintah sudah mengambil inisiatif untuk bergerak lebih awal dengan menyiapkan instrumen dasar yang bersifat fundamental.
“Kami tidak menunggu industri bergerak. Bersama kementerian terkait, kami akan menyiapkan pondasi utama, yaitu Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), sarana prasarana (sarpras), dan instruktur yang berkualitas untuk sektor energi baru dan terbarukan,” ujar Rozani Erawadi.
Untuk itu, dirinya juga menekankan pentingnya persiapan dari sisi regulasi dan infrastruktur pelatihan.
Rozani menilai penyusunan SKKNI di sektor EBT menjadi pondasi yang paling penting. SKKNI berfungsi sebagai acuan standar yang seragam untuk seluruh jenis pelatihan.
Dengan adanya standar ini, tenaga kerja Kaltim yang mengikuti pelatihan EBT nantinya akan memperoleh sertifikasi kompetensi yang diakui secara nasional, sehingga memudahkan mereka untuk memasuki pasar kerja yang semakin kompetitif dan terspesialisasi.
Selain standarisasi melalui SKKNI, Disnakertrans juga fokus pada kesiapan infrastruktur fisik.
Pemerintah berkomitmen menyiapkan sarana dan prasarana (sarpras) pelatihan yang modern, termasuk laboratorium khusus dan peralatan teknis yang mutakhir, disesuaikan dengan teknologi yang digunakan dalam industri EBT.
“Ketersediaan instruktur bersertifikat juga menjadi perhatian utama, mengingat pelatihan di bidang EBT membutuhkan tenaga pengajar yang menguasai teknologi energi terkini, seperti solar panel, bioenergi, atau wind power,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rozani menambahkan bahwa Disnakertrans saat ini tengah melakukan perhitungan detail mengenai perencanaan kebutuhan tenaga kerja di sektor energi baru.
Perhitungan ini sangat penting karena mencakup proyeksi jangka menengah dan panjang mengenai jumlah teknisi, operator, dan tenaga pendukung lainnya yang akan dibutuhkan oleh industri EBT Kaltim dalam beberapa tahun mendatang.
“Data proyeksi ini akan menjadi dasar yang kuat dalam penyusunan kapasitas pelatihan, penentuan jenis pelatihan yang prioritas, dan alokasi anggaran yang efisien,” jelasnya.
Perencanaan yang matang ini memastikan bahwa setiap investasi dalam pelatihan tenaga kerja benar-benar sesuai dengan permintaan pasar kerja.
Pemerintah Provinsi Kaltim optimistis bahwa dengan perencanaan yang matang dan implementasi kerangka pelatihan yang sistematis, Kaltim tidak hanya mampu mendukung agenda transisi energi nasional, tetapi juga dapat menjadi daerah pionir yang siap menyediakan tenaga kerja lokal yang unggul dan kompeten di industri energi terbarukan.
Kesiapan ini merupakan wujud nyata komitmen Pemprov Kaltim dalam menciptakan lapangan kerja berbasis teknologi hijau dan menjaga keberlanjutan ekonomi daerah.(CIN/Adv/Diskominfokaltim)













