spot_img

Dispora Kaltim Dorong Transformasi Pemuda dari Objek Pembinaan Menjadi Pelaku Ekonomi

Persepsinews.com, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur kini tengah mendorong transformasi menyeluruh dalam pola pembinaan generasi muda. Tak lagi hanya sebatas membina kepemimpinan dalam organisasi atau kegiatan seremonial, Dispora Kaltim kini menargetkan lahirnya pemuda-pemuda produktif yang mandiri secara ekonomi, mampu menciptakan peluang kerja, dan berdaya saing di tengah dinamika zaman.

Analis Kebijakan Ahli Muda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, menegaskan bahwa paradigma pembinaan pemuda harus berubah. Menurutnya, jika dulu pembinaan lebih banyak berkutat pada pelatihan kepemimpinan, keterampilan organisasi, atau event-event kepemudaan, kini fokusnya telah bergeser ke arah pembentukan mental wirausaha dan kemandirian ekonomi.

“Tujuan kami bukan sekadar membina pemuda dalam organisasi, tetapi menyiapkan mereka menjadi pribadi yang siap terjun ke masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang mampu berdiri di atas kaki sendiri,” tegas Rusmul, belum lama ini.

Perubahan ini lahir dari keprihatinan akan tantangan nyata yang dihadapi generasi muda, terutama soal keterbatasan lapangan kerja. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, kata Rusmul, membina pemuda dengan hanya berorientasi pada kemampuan organisasi saja tidak lagi cukup. Mereka butuh bekal nyata untuk menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri dan lingkungannya.

“Kalau hanya diajarkan memimpin organisasi, tetapi tidak dibekali keterampilan untuk bertahan dan berkembang secara ekonomi, maka pembinaannya tidak tuntas. Kita ingin mencetak pemuda yang bukan hanya siap kerja, tapi siap menciptakan kerja,” tambahnya.

Rusmulyadi menyebutkan, pembinaan pemuda harus melihat realitas sosial dan ekonomi yang berubah cepat. Kemandirian dan keberanian mengambil risiko, serta kemampuan memanfaatkan potensi lokal, harus menjadi bagian dari pembinaan sejak dini.

Karena itu, pola-pola pembinaan yang dikembangkan Dispora Kaltim diarahkan untuk menanamkan mental wirausaha, etos kerja tinggi, kemampuan adaptasi, serta kecakapan praktis, yang bisa langsung diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Lebih jauh, Rusmul menekankan bahwa tugas Dispora tidak bisa berdiri sendiri. Diperlukan kolaborasi lintas sektor agar hasil pembinaan tidak berhenti pada pelatihan dasar semata. Salah satu upaya konkret adalah koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja agar hasil dari proses pembinaan dapat ditindaklanjuti dengan pelatihan lanjutan dan sertifikasi.

“Kami hanya memulai, tapi untuk pengembangan lebih lanjut kami bersinergi. Data pemuda yang sudah dibina kami serahkan ke Disnaker, agar ke depan mereka bisa dibantu untuk sertifikasi dan pelatihan teknis sesuai bidang yang diminati,” urainya.

Rusmulyadi juga mengingatkan bahwa pembinaan tidak boleh terjebak dalam rutinitas kegiatan tahunan yang hanya mengejar target administratif. Menurutnya, pembinaan pemuda harus berbasis pada output nyata, yaitu pemuda yang siap bersaing, mandiri, dan berkontribusi aktif dalam pembangunan ekonomi daerah.

“Kami ingin memutus mata rantai ketergantungan. Bahwa menjadi pemuda bukan berarti harus selalu mencari pekerjaan. Justru harus bisa menjadi sumber inspirasi dan solusi ekonomi, terutama di daerah-daerah,” pungkasnya.(Adv/Ehd)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer