spot_img

DKP Kaltim Perkuat Sinergi Atasi Kenaikan Harga Pakan dan Kendala Teknologi Budidaya

Persepsinews.com, Samarinda – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur meningkatkan kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi para pembudidaya ikan nila di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Upaya ini menjadi prioritas seiring tingginya kontribusi kawasan tersebut terhadap suplai ikan air tawar di Kaltim.

Kepala DKP Kaltim, Irhan Hukmaidy, mengatakan bahwa sejumlah persoalan teknis perlu ditangani secara menyeluruh demi menjaga keberlanjutan sektor perikanan budidaya, terutama di wilayah yang telah ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Komoditi Nila oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Saat ini kita menghadapi tantangan utama berupa fluktuasi harga pakan yang terus meningkat sehingga menambah beban produksi bagi pembudidaya. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat untuk mengatasinya,” ujar Irhan di Samarinda, Kamis.

Lonjakan harga pakan menjadi persoalan yang paling sering dikeluhkan. Pakan sebagai komponen biaya produksi terbesar membuat pembudidaya harus menekan margin keuntungan agar tetap bisa berproduksi.

“Ketika pakan naik, otomatis biaya produksi melonjak. Sementara harga jual ikan sering kali tidak sebanding dengan kenaikan biaya tersebut,” jelas Irhan.

Menurutnya, pemerintah daerah terus berupaya memfasilitasi kemitraan dengan sektor swasta untuk mendorong efisiensi distribusi pakan, termasuk peluang pengembangan pakan alternatif berbasis bahan lokal.

Selain masalah biaya produksi, faktor lingkungan juga menjadi tantangan tersendiri. Perubahan kualitas air saat musim kemarau maupun banjir mampu menyebabkan penurunan produktivitas bahkan kematian ikan.

Untuk meminimalkan risiko tersebut, DKP Kaltim mulai memperkenalkan teknologi tepat guna seperti sistem monitoring kualitas air, penggunaan aerator efisien, hingga teknik manajemen pakan dan keramba yang lebih adaptif terhadap perubahan cuaca.

“Kita terus mendorong pembudidaya untuk memanfaatkan teknologi yang bisa membantu menjaga kualitas air. Ini penting agar kerugian dapat ditekan ketika kondisi lingkungan tidak stabil,” tegasnya.

Peningkatan kualitas produksi juga diwujudkan melalui sosialisasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) kepada kelompok pembudidaya. Penerapan standar ini diharapkan meningkatkan mutu hasil panen, memperkuat keamanan pangan, dan membuka peluang pemasaran yang lebih luas, termasuk ke industri pengolahan.

Irhan menyebutkan bahwa penerapan CBIB menjadi kunci agar produk nila dari Loa Kulu tetap kompetitif di pasar antar-daerah.

Dengan keberadaan 1.057 rumah tangga perikanan budidaya di Loa Kulu, sektor ini tidak hanya penting bagi ketahanan pangan tetapi juga bagi perekonomian masyarakat setempat.

“Kita ingin pembudidaya tidak hanya bertahan, tetapi berkembang. Karena sektor ini menyokong ribuan keluarga,” tambah Irhan.

Melalui kerja sama antara pemerintah daerah, kementerian, pelaku usaha, hingga kelompok masyarakat, DKP Kaltim optimistis tantangan tersebut dapat diatasi secara bertahap.

“Sinergi harus terus diperkuat agar seluruh pihak berjalan dalam satu tujuan: menjaga keberlanjutan budidaya dan memastikan pasokan ikan nila tetap stabil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” pungkas Irhan. (Han911/adv/Diskominfokaltim)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer