Persepsinews.com, Samarinda – Kesenjangan kesempatan kerja antara laki-laki dan perempuan di Kota Samarinda masih menjadi perhatian serius. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda tahun 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) perempuan tercatat sebesar 6,97 persen, lebih tinggi dibanding laki-laki yang mencapai 5,01 persen.
Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda, Riska Wahyuningsih, menilai kondisi ini perlu direspons dengan kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan perempuan. Menurutnya, pemerintah kota harus memperluas pelatihan keterampilan dan membuka sektor kerja yang lebih ramah bagi perempuan.
“Banyak perempuan di Samarinda sebenarnya siap bekerja, hanya saja peluang yang sesuai minat dan kemampuan mereka masih terbatas. Ini harus menjadi fokus pemerintah,” ujar Riska.
BPS juga mencatat tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Samarinda baru mencapai 37,4 persen dari total penduduk usia kerja, jauh di bawah laki-laki yang mencapai 61,5 persen. Kondisi ini menunjukkan masih adanya hambatan struktural dan budaya yang membatasi perempuan dalam dunia kerja.
Riska menegaskan bahwa kesenjangan ini tidak boleh dibiarkan karena akan memengaruhi kualitas pembangunan daerah. Ia mendorong Pemkot Samarinda untuk memperluas program pelatihan kewirausahaan, memberikan insentif bagi usaha yang mempekerjakan tenaga kerja perempuan, serta memperkuat akses permodalan bagi pelaku UMKM perempuan.
“Ini bukan hanya soal menekan angka pengangguran, tapi juga tentang keadilan sosial. Perempuan harus diberi kesempatan setara untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah,” tegas Riska. (Sn/Adv DRPD Samarinda)