
Persepsinews.com, Samarinda — Isu inklusi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) kembali menjadi sorotan di Kalimantan Timur. Meski berbagai kebijakan dan dukungan teknis telah digulirkan pemerintah, para pemerhati literasi dan pendidikan inklusif menilai bahwa tantangan terbesar bukanlah soal kurangnya fasilitas, tetapi minimnya kesadaran dan kepedulian masyarakat.
Kabid P3KM Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kaltim, Hana Iriana, menegaskan bahwa inklusi harus dipahami sebagai gerakan kemanusiaan, bukan sekadar program teknis.
“DPK Kaltim berkomitmen menjadi ruang yang ramah bagi semua, termasuk keluarga dan anak-anak berkebutuhan khusus. Literasi inklusif adalah tanggung jawab bersama. Inklusi bukan hanya soal fasilitas, tetapi tentang membangun kesadaran dan kepedulian,” ujarnya, saat Kegiatan Bedah Buku, Sharing Refleksi, dan Bedah Aplikasi SEMAI yang digelar Jumat, 21 November 2025, di Aula Oemar Dahlan, DPK Provinsi Kaltim.
Menurut Hana, tantangan terbesar pendidikan inklusif justru terletak pada cara masyarakat memperlakukan anak berkebutuhan khusus. Banyak keluarga ABK masih berhadapan dengan stigma sosial, minimnya empati lingkungan, serta rendahnya pemahaman bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda dan membutuhkan pendekatan yang berbeda pula.
Pandangan serupa juga disampaikan Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, M.P.P. Ia menekankan bahwa penguatan asas inklusif tengah menjadi fokus dalam pembahasan penyempurnaan Revisi UU Sisdiknas. Namun ia mengingatkan bahwa perubahan regulasi tidak akan berarti tanpa perubahan cara pandang masyarakat.
Menurutnya, pendidikan inklusif bukan semata-mata menyediakan ruang kelas atau alat bantu, tetapi memastikan anak berkebutuhan khusus diterima sepenuhnya dalam lingkungan sosial dan pendidikan.
“Teknologi, kurikulum adaptif, dan fasilitas hanyalah alat. Roh dari pendidikan inklusif adalah kepedulian manusia. Guru, orang tua, dan masyarakat harus bersama-sama memastikan bahwa anak-anak ini tidak hanya diterima, tetapi diberdayakan,” demikian garis besar pandangannya. (Han911/adv/Diskominfokaltim)













