
Persepsinews.com, Samarinda — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menetapkan target ambisius untuk mencapai 79 persen bauran energi terbarukan pada tahun 2045, melampaui target nasional yang berada pada angka 70 persen. Target ini menjadi salah satu agenda strategis daerah dalam mendorong transformasi menuju ekonomi hijau.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Bambang Arwanto, mengatakan realisasi bauran energi bersih di Kaltim saat ini baru mencapai sekitar 19,6 persen. Meski begitu, ia menilai perkembangan sektor energi baru terbarukan (EBT) terus menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun.
“Kami menargetkan bauran energi terbarukan mencapai 79 persen pada 2045. Ini angka yang besar, tetapi sangat mungkin dicapai dengan langkah yang sistematis,” ujar Bambang dalam keterangannya di Samarinda.
Untuk mengejar target tersebut, Pemprov Kaltim telah menyusun 15 langkah strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Beberapa program prioritas di antaranya pengembangan biofuel B40, pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), optimalisasi biomassa, dan pembangunan PLTS terapung di sejumlah lubang eks tambang.
Menurut Bambang, pengembangan teknologi surya terapung menjadi salah satu opsi paling potensial karena Kaltim memiliki ratusan kolam bekas tambang yang dapat dimanfaatkan tanpa harus membuka lahan baru. Selain itu, potensi hulu energi biomassa, terutama dari limbah perkebunan, dinilai sangat besar untuk kebutuhan industri.
“Transisi energi bukan tentang meninggalkan batu bara secara tiba-tiba, tetapi mengelolanya dengan bijak sambil menyiapkan masa depan yang lebih bersih,” ujarnya.
Bambang menegaskan bahwa percepatan energi bersih tidak hanya berfokus pada aspek pembangkit, tetapi juga perubahan perilaku dan kesadaran publik. Menurutnya, keberhasilan transisi energi sangat bergantung pada partisipasi masyarakat dalam mengurangi konsumsi energi berbasis fosil.
Ia juga menambahkan bahwa manfaat jangka panjang dari energi bersih jauh lebih luas dibanding sekadar nilai ekonomi. “Keuntungan terbesar dari energi bersih bukan rupiah, melainkan udara segar dan masa depan anak-anak yang lebih layak,” katanya.
Pemerintah provinsi memastikan akan terus memperluas kerja sama dengan pemerintah pusat, pelaku industri, serta lembaga internasional untuk mendorong investasi energi terbarukan di daerah tersebut. Sejumlah investor asing dikabarkan mulai melirik peluang pengembangan PLTS, biofuel, hingga proyek energi berbasis air.
Kaltim menargetkan peta jalan energi hijau dapat diselesaikan secara bertahap hingga 2030, sebelum memasuki fase percepatan menuju target 2045. Pemerintah daerah optimistis transformasi energi akan menjadi salah satu fondasi utama dalam perubahan ekonomi Kaltim dari ketergantungan batu bara menuju sektor yang lebih berkelanjutan. (Han911/adv/Diskominfokaltim)













