Persepsinews.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) semakin serius memerangi ancaman sampah plastik di wilayah pesisir dan laut. Melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), gerakan pembersihan laut terus digiatkan sebagai fondasi utama menjaga kesehatan ekosistem sekaligus memperkuat program ekonomi biru.
Kepala DKP Kaltim, Irhan Hukmaidy, menegaskan bahwa laut adalah ruang hidup bagi ikan dan seluruh sumber daya hayati yang menopang kehidupan masyarakat pesisir. Karena itu, upaya menjaga laut dari polusi plastik bukan sekadar program, melainkan panggilan tanggung jawab bersama.
“Pembersihan sampah plastik di laut adalah pilar penting dari ekonomi biru yang dicanangkan KKP. DKP Kaltim tidak mungkin bekerja sendiri; kolaborasi semua pihak menjadi kunci,” ujarnya di Samarinda, Senin.
Irhan menyebutkan bahwa penanganan sampah plastik merupakan satu dari lima pilar strategi ekonomi biru. Pilar lain meliputi peningkatan kawasan konservasi, penerapan penangkapan ikan berbasis kuota, penguatan kampung-kampung budi daya, serta pengawasan sumber daya laut untuk memberantas penangkapan ikan ilegal.
“Semua pilar ini dirancang untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kita. Memanfaatkan laut harus seimbang dengan melindunginya,” jelasnya.
Kesadaran Nelayan Semakin Meningkat
Irhan turut mengapresiasi perubahan sikap para nelayan yang kini semakin peduli terhadap kebersihan laut. Kesadaran itu, menurutnya, tumbuh karena mereka memahami dampak langsung dari sampah plastik terhadap alat tangkap dan habitat ikan.
“Nelayan sekarang banyak yang menegur bahkan marah jika ada yang membuang sampah di laut. Mereka sudah paham bahwa kerusakan laut akan kembali merugikan mereka sendiri,” ungkapnya.
Bulan Cinta Laut dan Aksi Bersih Pantai
Sebagai tindak lanjut, DKP Kaltim mendukung penuh kegiatan Bulan Cinta Laut yang digelar secara nasional oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu aksi terbarunya adalah Gerakan Bersih Pantai di Pantai Biru, Desa Kersik, Kecamatan Marang Kayu, Kutai Kartanegara, yang melibatkan nelayan, masyarakat pesisir, dan relawan lingkungan.
Irhan berharap gerakan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi mampu mendorong budaya baru di masyarakat: bahwa laut yang bersih adalah masa depan ekonomi pesisir yang lebih kuat. (Han911/adv/Diskominfokaltim)













