spot_img

Rasman Rading Soroti Minimnya Event: Fasilitas Olahraga Kaltim Lengkap, Prestasi Masih Tertinggal

Persepsinews.com, Samarinda – Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kalimantan Timur, Rasman Rading, menyatakan bahwa meskipun anggaran yang digelontorkan tak sedikit dan fasilitas olahraga di Kaltim dinilai lengkap, namun hasil prestasi yang ditunggu-tunggu publik belum maksimal.

Untuk itu Rasman menegaskan, bahwasanya persoalannya bukan semata soal pembinaan, tapi juga ritme kompetisi yang sangat timpang dibanding daerah lain.

“Kalau mau jujur, lapangan kita banyak, pelatih juga mumpuni. Tapi event-nya kurang. Kalau tidak dari Dispora atau pengprov, siapa yang mau bikin turnamen di sini?” ujar Rasman, belum lama ini.

Ia mencontohkan cabang olahraga bulu tangkis yang sering menjadi sorotan. Potensi atlet di Kaltim, kata dia, sangat besar, bahkan dari segi postur dan bakat tidak kalah dari atlet Jawa atau Asia Tenggara lainnya. Namun karena minimnya frekuensi pertandingan, para atlet kehilangan jam terbang dan mental kompetitif.

“Di Jawa, hampir setiap minggu ada kejuaraan. Kita? Paling dua kali setahun. Gimana mau juara? Intensitas kalah jauh,” tegas Rasman.

Kondisi geografis Kalimantan Timur juga menjadi tantangan tersendiri. Ia mengatakan, jika Kaltim dekat dengan Jawa, bukan tidak mungkin atlet-atlet dari Bontang, Berau, atau Kukar akan lebih bersinar. Tapi realita menunjukkan, banyak atlet potensial justru diambil daerah lain karena pembiayaan.

“Banyak atlet asli Kaltim yang akhirnya diambil provinsi lain. Ada yang kita latih sejak awal, tapi karena mereka dibiayai di luar, akhirnya berjuang atas nama provinsi lain. Padahal secara asal, mereka dari kita,” ujarnya mencontohkan salah satu atlet dari Bontang yang kini membela Jawa Tengah.

Karena itu, Rasman mengusulkan terobosan strategis: kirim atlet potensial untuk berlatih di luar daerah, khususnya di pusat-pusat pelatihan unggulan nasional. Tapi dengan satu syarat, harus ada komitmen hitam di atas putih bahwa atlet tersebut tetap membela Kalimantan Timur.

“Kalau memang potensinya besar, latih di luar saja. Tapi harus diikat komitmen. Jangan sampai kita biayai, eh malah pindah ke provinsi lain karena tergiur insentif,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Di tengah keterbatasan fiskal dan efisiensi anggaran, dukungan dari pihak swasta sangat dibutuhkan, terutama dalam membiayai pelatihan jangka panjang bagi atlet yang teridentifikasi unggul.

“Kalau kita bisa siapkan 2–3 orang yang benar-benar dibina serius, saya yakin hasilnya luar biasa. Tapi ini harus disadari semua pihak, jangan hanya menyalahkan Dispora. Kita sudah berupaya,” katanya.

Rasman pun berharap publik bisa lebih objektif dalam menilai. Ia menyadari bahwa pertanyaan seperti “ke mana saja Dispora selama ini?” sering muncul. Tapi menurutnya, kerja membina prestasi tak bisa hanya dinilai dari jumlah medali, melainkan dari sistem dan ekosistem yang sedang dibangun pelan tapi pasti.

“Fasilitas sudah bagus, pembinaan juga jalan. Tapi pembentukan atlet hebat itu butuh waktu, kolaborasi, dan konsistensi. Kita terbuka untuk masukan, tapi jangan langsung memvonis,” pungkasnya. (Adv/Ehd)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer