spot_img

Rasman Rading Ungkap Tantangan Prestasi Olahraga Kaltim, Frekuensi Bertanding Atlet Jadi Sorotan

Persepsinews.com, Samarinda – Latihan keras tak akan bermakna tanpa pengalaman bertanding yang memadai. Inilah pesan tegas yang disampaikan Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kalimantan Timur, Rasman Rading, saat mengulas tantangan utama dalam pembinaan atlet di Benua Etam.

Ia menilai, frekuensi kejuaraan menjadi indikator penting dalam membentuk mentalitas juara para atlet. Sayangnya, Kalimantan Timur dinilai masih kekurangan agenda kejuaraan olahraga secara rutin dan berkualitas.

“Sehebat apapun pelatihnya, kalau atlet jarang ikut kejuaraan, latihannya akan sia-sia. Mental tidak terbangun, pengalaman tidak bertambah, dan adaptasi saat bertanding jadi lemah,” ujar Rasman.

Ia mengungkapkan bahwa untuk meraih pengalaman bertanding, banyak atlet Kaltim harus terbang ke Jawa atau daerah lain dengan biaya tinggi. Situasi ini tak hanya menyulitkan secara finansial, tapi juga mempersempit akses atlet lokal untuk mengasah kemampuan melalui pertandingan real.

Namun Rasman mencontohkan keberhasilan cabang olahraga futsal sebagai bukti nyata bahwa intensitas pertandingan bisa berbanding lurus dengan prestasi.

“Futsal sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan, tapi berkat seringnya kejuaraan antar pelajar, sekolah, hingga turnamen internal, futsal Kaltim bisa jadi juara satu di PON,” ujarnya bangga.

Ia juga menyebut peran pelatih berkualitas menjadi faktor penting. Kombinasi antara frekuensi bertanding dan pendampingan pelatih berlevel nasional bahkan internasional disebutnya sebagai resep menuju podium.

“Kalau pelatihnya punya kapasitas nasional, itu sudah 80–90 persen jadi jaminan prestasi. Tapi itu harus didukung keikutsertaan dalam kejuaraan. Tanpa itu, percuma,” tegas Rasman.

Lebih lanjut, ia menyoroti minimnya keterlibatan sektor swasta dalam mendukung pembinaan olahraga di Kaltim. Menurutnya, kolaborasi dengan dunia usaha bisa menjadi solusi atas keterbatasan anggaran, terutama untuk mendanai perjalanan tanding ke luar daerah maupun luar negeri.

“Kalau kita mau hasil maksimal, lawan tandingnya juga harus lebih kuat. Tapi bagaimana kita keluar kalau biaya ke luar daerah atau luar negeri sangat mahal? Tiket ke luar negeri itu mahalnya minta ampun,” ujarnya.

Dispora Kaltim, lanjut Rasman, terus berupaya mendorong pelaksanaan lebih banyak kejuaraan lokal maupun regional, sembari memperkuat sinergi dengan KONI, cabor, dan mitra potensial dari sektor non-pemerintah.

“Pembinaan itu bukan hanya soal latihan. Harus ada kejuaraan, kompetisi, pembinaan karakter. Dan semua itu hanya bisa terjadi kalau semua pihak ikut turun tangan,” pungkas Rasman. (Adv/Ehd)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer