Persepsinews, Samarinda – Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak terhadap terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, dan angka kematian serta peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir.
Meningkatnya UHH saat lahir dari 69,8 tahun pada tahun 2010, menjadi 70,8 tahun pada tahun 2015, dan menjadi 73,93 tahun pada tahun 2023, dimana Provinsi Kalimantan Timur merupakan Provinsi yang menempati urutan ke tiga setelah DI Yogyakarta dan DI Jakarta dengan Usia Harapan Hidup 72,96 tahun.
Selanjutnya diproyeksikan akan terus bertambah, yang mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia secara signifikan di masa yang akan datang.
“Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia, yang mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari total penduduk,” kata Kepala Dinkes Kaltim dr. Jaya Mualimin.
Badan Pusat Statistik memproyeksikan, jumlah penduduk lanjut usia (60+) diperkirakan akan meningkat menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035.
Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah masalah kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh data pola penyakit pada lanjut usia.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang didominasi oleh kelompok penyakit tidak menular dengan prevalensi penyakit pada lansia diantaranya Stroke meningkat dari 7% menjadi 10,9%, Penyakit ginjal kronik meningkat dari 2% menjadi 3,8% dan Diabetes melitus meningkat dari 6,9% menjadi 34,1%.
Sejalan dengan berlangsungnya GERMAS, Kementerian Kesehatan dan jajarannya memulai program keluarga sehat, yaitu program yang dilaksanakan oleh Puskesmas dengan sasaran utama adalah keluarga.
Program keluarga sehat mengutamakan upaya promotif dan preventif yang disertai dengan penguatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), kunjungan rumah secara aktif untuk peningkatan jangkauan dan total cakupan, dan menggunakan pendekatan siklus hidup/life cycle approach.
“Melalui pembinaan kesehatan dengan pendekatan siklus hidup yang dimulai sejak dari seorang ibu mempersiapkan kehamilannya, sampai bayinya lahir dan berkembang menjadi anak, remaja, dewasa, dan pra lanjut usia, akan sangat menentukan kualitas kehidupan dan kesehatan di saat memasuki masa lanjut usia. Ibu hamil yang rajin memeriksakan kehamilannya mempunyai peluang besar untuk melahirkan bayi yang sehat dengan berat badan lahir normal,” ucapnya. (Ozn/ Adv Dinkes Kaltim)