Persepsinews.com, Paser – Berawal dari ajakan salah satu Ketua RT di Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Paser, seorang kakek berumur 68 tahun di gugat oleh tetangga sebanyak Rp 5 miliar kerugian emateril dan Rp 250 juta kerugian materil karena diduga memassang patok di lahan/tanah milik tetangga.
Kakek berinisial M harus siap menerima konsekuensi hukum karena diduga salah dalam memasang patok hal tersbut terjadi setelah ketua RT mengajaknya mengikuti program PTSL yang di selenggarakan oleh Kantor Badan Pertanahan Paser untuk mendapatkan sertifikat.
Berdasarkan hasil penelusuran kami dalam perkara perdata Nomor 25/Pdt.G/2023/PN Tgt kasus tersbut sudah masuk dalam sidang ke 11.
Melalui kuasa hukumnya, Abdul Hamid,S.H dan Moh.Holil,S.H yang berkantor Pada AHA Law Firm membenarkan bahwa kliennya di gugat dengan kerugian dengan total hampir Rp 5,2 miliar tersebut.
“Klien kami memasang patok yang diduga masuk ke lahan penggugat dalam hal ini tetaangga berinisial SD sehingga tetangga mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap klien kami,” ungkap Hamid.
Kuasa hukum saat sidang mediasi telah berupaya agar kasus tersebut tidak masuk ke pokok perkara namun hasil mediasi tidak terjadinya titik temu karena penggugat meminta ganti rugi sebesar Rp 250 juta.
“Kami anggap sangat tidak rasional padahal klien kami siap untuk membogkar patok tersebut asal ada pengukuran resmi dari pihak BPN karena ada dugaaan lahan Penggugat yang berbatasan dengan sungai terjadi abrasi, ketika terjadi pengukuran ulang maka akan ada penyempitan lahan terhadap lahan penggugat,” bebernya.
Sebab permasalahan tersbut sudah masuk renah pengadilan maka, dirinya selaku kuasa hukum menyerahkan sepenuhnya kepada majelis hakim yang memeriksa perkara untuk memutus seadil-adilnya.
“Klien kami juga tidak mengira akan berhadapan dengan hukum serta adanya permintaan ganti rugi sebesar itu karena diduga salah dalam memasang patok batas tanahnya,” pungkasnya. (Red)
