Persepsinews, Samarinda – Bank Indonesia (BI) Kaltim berkomitmen mempercepat hilirisasi industri kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim).
Langkah ini ditargetkan untuk memaksimalkan potensi ekonomi daerah, sekaligus menarik minat investor domestik dan internasional.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto mengatakan, Kaltim memiliki potensi besar dalam sektor perkebunan kelapa sawit. Luas area perkebunan kelapa sawit di Kaltim mencapai 1.411.861 hektare, yang terbagi antara perkebunan milik perusahaan besar dan perkebunan rakyat.
Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 972 ribu hektare dikuasai perusahaan swasta besar, sedangkan sisanya adalah perkebunan rakyat.
Dengan basis produksi yang kuat ini, Kaltim memiliki fleksibilitas untuk mengembangkan industri hilirisasi kelapa sawit, yang tidak hanya akan meningkatkan nilai tambah tetapi juga membuka lapangan pekerjaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional.
“Terkait hilirisasi, itu merupakan sektor utama kita kelapa sawit kita sangat mendukung upaya pemerintah, karna hilirisasi ini akan membuat nilai tambah tinggi, kita juga mampu tingkatkan sektor industri dan meningkatkan lapangan kerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap Budi (30/8/2024).
Melihat besarnya potensi tersebut, jelas bahwa peluang untuk mendirikan pabrik pengolahan minyak goreng sawit sangat terbuka.
Pemerintah Provinsi Kaltim juga telah merencanakan pembangunan pabrik minyak goreng skala kecil sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan nilai tambah bagi warga setempat serta memenuhi kebutuhan minyak goreng lokal.
Budi Widihartanto mengungkapkan bahwa salah satu fokus kebijakan Bank Indonesia adalah mendukung pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dan energi terbarukan, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dalam konteks ini, industri kelapa sawit menjadi salah satu sektor kunci yang dapat dimanfaatkan untuk produksi biodiesel dan green fuel, seiring dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan.
Selain itu, BI juga berperan aktif dalam mempromosikan Kaltim sebagai destinasi investasi. Budi Widihartanto menekankan bahwa Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya promosi baik melalui pertemuan bisnis one-on-one meeting maupun forum investasi internasional.
Untuk mendukung rencana pengembangan industri turunan kelapa sawit, Budi menyebutkan bahwa BI tidak hanya berfokus pada promosi, tetapi juga pada penyediaan dukungan teknis dan studi kelayakan.
Dia menekankan perlunya kebijakan yang mendukung, seperti kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri, untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.
“Kita juga terus siapkan infrastruktur penunjang, pemerintah menyiapkan kerjasama dengan BUMD maupun pengusaha untuk jadi hal yang krusial untuk meningkatkan ekspor,” jelasnya. (Ozn)