Persepsinews.com , SAMARINDA –Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya menekan angka Penularan penyakit malaria diaerah. Dari lima kabupaten dan kota di Kaltim yang telah berstatus eliminasi malaria, masih terdapat 5 wilayah lain yang belum dinyatakan bebas malaria.
Untuk itu berbagai upaya dilakukan mulai pencegahan dengan pengobatan, vaksinasi dan larvasida.
Saat ini Dinkes Kaltim pun telah menyiapkan tim khusus pencegahan malaria, meraka merupakan Kader Populasi Khusus yang telah dibentuk untuk melakukan screening dan pengobatan sementara terutama di wilayah PPU yang merupakan kawasan endemis malaria saat ini.
“Kita ingin melakukan pencegahan dari dalam, dan agar mereka yang keluar masuk hutan tidak menularkan, itu namanya kader populasi khusus, ini bisa menjangkau mereka yang bekerja di hutan, selain melakukan screening juga bisa melakukan pengobatan sementara,” tutur Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Setyo Budi Basuki.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia adalah membebaskan masyarakat dari malaria karena malaria merupakan salah satu penyakit menular yang berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia, dapat menimbulkan berbagai masalah.
Adapun yang menjadi tujuan program pencegahan dan pengendalian malaria di Indonesia adalah mencapai eliminasi malaria di Indonesia pada tahun 2030. Ini dicapai secara bertahap dimana Regional Kalimantan diharapkan untuk kasus malaria penularan lokal (indigenous) terakhir di tahun 2023 dan pada tahun 2027 Regional Kalimantan mencapai Eliminasi Malaria.
Basuki menuturkan, penugasan Kader Populasi Khusus di PPU di karenakan wilayah tersebut masih mencatat kasus tertinggi, apalagi ditengah pembangunan IKN saat ini. Dengan kader tersebut masyarakat yang keluar masuk wilayah PPU akan lebih mudah ter screening guna mencegah potensi penularan masuk ke PPU bahkan IKN.(AG / ADV Dinas Kesehatan Provinsi Kaltimantan Timur)