spot_img

Hilangkan Mitos Terkait HIV AIDS, Dinkes Akan Optimalkan Peran Puskesmas Dan Volunteer

Persepsinews.com , SAMARINDA -Berkembangnya mitos mengenai pasien HIV AIDS saat ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah guna menghindari salah persepsi ditengah masyarakat. Beberapa informasi masih banyak disalah artikan karena kurangnya informasi dari sumber terpercaya dan pakar di bidangnya.

Banyak stigma yang mengatakan bahwa virus ini dapat menular melalui sentuhan, pelukan, jabat tangan, makan bersama dengan Orang Dengan HIV AIDS dan masih banyak lagi anggapan salah yang beredar di masyarakat. Stigma masyarakat tentang ODHA tercermin dari sinisme dan ketakutan berlebih.

Plh Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Setyo Budi Basuki mengatakan, semua mitos tersebut sebenarnya adalah salah. Penularan HIV sebenarnya terjadi akibat hubungan seks yang beresiko, melalui transfusi darah dari ODHA hingga jarum suntik bekas dari pengidap AIDS.

“Stigma tersebut muncul karena masyarakat tidak memahami informasi HIV yang benar dan lengkap, terutama dari segi media penularan HIV. Media penularannya yaitu melakukan hubungan seks yang beresiko, menerima transfusi darah dari ODHA, memakai jarum suntik yang telah digunakan ODHA, dan melalui ASI ibu yang terjangkit HIV/AIDS ke anaknya,” tutur plh Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, Setyo Budi Basuki saat menjadi narasumber pada kegiatan Pelatihan Konselor Sebaya pada Populasi Berisiko Kabupaten Kutai Timur Tahun 2023, Kamis.

Basuki menjelaskan, HIV memiliki jenis penularan yang berbeda denganTBC yang semua orang punya potensi ketularan. Sedangkan HIV pada komunitas yang khusus, dimana lebih banyak terjadi pada perilaku yang menyimpang.

Untuk itu Dinkes Kaltim mentargetkan puskesmas maupun volentir bisa melakukan sosialisasi untuk menghilangkan stigma tersebut.

“Jadi ini tujuannya agar puskesmas bisa mendekati mereka. Maka harus bisa menemukan satu atau dua orang menjadi volentirnya. Karena kita tidak tahu kelompok mereka. Target kita nanti eliminasi itu menghilangkan stigma. Menyembuhkan yang sakit (tersupresi) minum obat sampai ketentuan dan dilakukan pemeriksaan lagi secara berkala. Intinya, mereka jangan dikucilkan,” jelas Basuki.

Sementara itu, Sub Koordinator Surveilance dan Imunisasi Dinkes Kutim Leli Pebriany menjelaskan, tujuan utama kegiatan ini adalah mendorong masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pengurangan risiko terhadap penularan penyakit menular khususnya untuk HIV bagi masyarakat berisiko yang masih merasa sulit dilayani oleh layanan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur jumlah penjangkau sebaya 34 orang masing sangat minim mengingat jumlah layanan Puskesmas Kutai Timur sebanyak 21 unit, jumlah kasus HIV 385 orang ini adalah ODHIV yang masih pengobatan dan ODHIV yang masih melakukan perawatan di layanan PDP HIV.

Dengan jumlah kasus tersebut, sasaran orang dengan risiko terinfeksi HIV tahun 2024 sebanyak 17.300 orang. Dengan data tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur memfasilitasi Pelatihan Konselor Sebaya pada Populasi Berisiko guna dapat menambah jumlah konselor pada kelompokkelompok berisiko di masyarakat.(AG / ADV Dinas Kesehatan Provinsi Kaltimantan Timur)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer