Persepsinews.com , SAMARINDA – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur Sunarto mengatakan, BKKBN Pusat tengah mengusulkan adanya penambahan provinsi prioritas stunting menjadi sebanyak 17 wilayah. Sebelumnya provinsi prioritas stunting di Indonesia hanya berjumlah 12 provinsi.
Dalam hal ini Kalimantan Timur masuk dalam provinsi prioritas stunting tersebut. Melihat kondisi ini, BKKBN Kaltim terus berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting di daerah.
Masuknya Kaltim dalam provinsi prioritas stunting ini dikarenakan terjadinya kenaikan angka stunting 1,1 persen pada 2022 lalu dari 22,8 persen menjadi 23,9 persen sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat.
“Kita kan kemaren naik 1,1 persen tahun 2022 dari 22,8 persen menjadi 23,9 persen, makanya Kaltim diusulkan masuk dalam 17 provinsi prioritas stunting dari yang dulunya 12,” tutur Sunarto, Senin.
Disampaikan Sunarto, BKKBN Kaltim dalam hal ini akan terus meningkatkan upaya pencegahan bahkan hingga ke tingkat desa dengan mengaktifkan seluruh posyandu yang dimiliki.
Apalagi saat ini Dinas Kesehatan Kaltim mencatat Posyandu aktif di Kaltim masih berada dibawah 50 persen. Untuk itu perlu adanya peningkatan kinerja terutama untuk melakukan pencegahan stunting seperti mengaktifkan kembali posyandu yang ada seluruhnya hingga menambah pasokan makanan tambahan bagi balita dan ibu menyusuk bersama kader pendampingnya.
BKKBN juga akan mengevaluasi kembali terkait program penurunan stunting yang telah berjalan selama ini, agar bisa lebih di efektif. Hal ini dilakukan untuk mengejar target penurunan stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen. (AG / ADV Dinas Kesehatan Provinsi Kaltimantan Timur)