Persepsinews.com, Balikpapan – Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan dan Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memanas hingga berujung ricuh pada Selasa, 20 Mei 2025. RDP tersebut digelar untuk membahas kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax yang terjadi hampir di seluruh SPBU di Kota Balikpapan dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi langkanya Pertamax di wilayah Balikpapan telah membuat masyarakat mengeluh dan harus antre panjang di SPBU.
Hal ini memicu kemarahan sejumlah anggota DPRD yang menilai Pertamina tidak serius menangani krisis BBM tersebut.
Salah satu anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Halili Adinegara, meluapkan emosinya dalam forum terbuka tersebut. Ia menggebrak meja dan menuntut tanggung jawab dari pihak Pertamina atas kelangkaan yang terjadi di lapangan.
“Tidak ada kata besok! Siapa yang bertanggung jawab? Masyarakat antre panjang dan kalian bilang akan normal, tapi nyatanya kosong terus!” tegas Halili di hadapan perwakilan Pertamina.
Situasi rapat semakin memanas ketika sejumlah anggota dewan lainnya ikut mempertanyakan komitmen Pertamina dalam menjaga kestabilan pasokan BBM.
Merasa tidak nyaman dan terintimidasi oleh jalannya rapat, perwakilan Pertamina, Edi Mangun, yang menjabat Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, akhirnya memilih keluar dari ruang rapat.
Meski demikian, Pertamina menegaskan bahwa suplai BBM Pertamax untuk Balikpapan mulai kembali normal. Sebanyak 1.000 kiloliter Pertamax yang diangkut kapal SPOB Anindhita telah tiba di Balikpapan pada Senin malam (19/5) pukul 23.54 Wita, dan langsung disalurkan ke SPBU.
Edi Mangun menjelaskan, distribusi dari Samarinda juga masih berjalan untuk mempercepat pemulihan pasokan. Ia meminta masyarakat tidak melakukan pembelian berlebihan agar stok tetap stabil.
“Kami pastikan stok Pertamax aman. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak melakukan panic buying,” kata Edi dalam pernyataan resmi. (Red)