spot_img

Longsor di Pintu Masuk Terowongan Samarinda, Hasil Investigasi Dinas PUPR Dipastikan Struktur Utama Aman

Persepsinews.com, Samarinda – Cuaca ekstrem yang melanda Kota Samarinda sejak Senin (12/5/2025) dini hari tidak hanya menyebabkan genangan air dan banjir, tetapi juga memicu terjadinya tanah longsor di area strategis Terowongan Selili, Jalan Sultan Alimuddin.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Desy Damayanti, memastikan bahwa struktur utama Terowongan Selili dalam kondisi aman meski terjadi pergerakan massa tanah di sisi kanan inlet.

“Terjadi pergerakan lereng di sisi kanan portal terowongan. Namun kami pastikan struktur utama tetap aman,” ujar Desy, Selasa (13/5/2025).

Longsor terjadi di sisi kanan lereng inlet Terowongan Selili pada pukul 09.17 WITA. Material longsoran diperkirakan mencapai 210 meter persegi dengan volume runtuhan sekitar 150 meter kubik. Area ini sebelumnya sudah masuk dalam pemantauan rutin oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda.

“Langkah pertama adalah mengamankan area dengan sistem Safety Working Area (SWA) sambil menunggu kondisi lereng benar-benar stabil,” jelas Kepala Dinas PUPR Kota Samarinda, Desy Damayanti, Selasa (13/5/2025).

Desy mengungkapkan, sejak Februari 2025 pihaknya telah melakukan investigasi geoteknik bersama tim ahli dari LAPI ITB dan Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur (BGTS).

Hasil investigasi menunjukkan bahwa penyebab utama longsor adalah material talus dari longsoran masa lalu yang masih labil, terutama di luar zona proyek atau Right of Way (ROW).

Lebih lanjut, pemetaan yang dilakukan dari 18 April hingga 3 Mei 2025 menunjukkan adanya tangkapan air hujan di bagian atas lereng yang memperburuk sistem drainase alami. Kondisi ini membuat struktur tanah menjadi sangat rentan saat diguyur hujan deras berkepanjangan.

“Ini bukan semata soal membersihkan tanah yang jatuh, tetapi soal bagaimana kita membangun sistem yang mampu melindungi lereng secara jangka panjang,” ujar Desy.

Dinas PUPR Kota Samarinda menetapkan lima langkah penanganan pasca longsor Terowongan Selili:

  1. Penutupan area longsor menggunakan terpal dan sistem pengamanan SWA.
  2. Pembobokan dan pembersihan material shotcrete yang menggantung.
  3. Pemasangan shotcrete dua lapis, masing-masing setebal 5 cm, dilengkapi wiremesh.
  4. Penguatan lereng dengan pemasangan rockbolt.
  5. Monitoring lanjutan terhadap potensi pergerakan tanah dan kondisi geologi pasca-intervensi.

Pemerintah Kota Samarinda menargetkan tahap stabilisasi sementara selesai dalam dua minggu, sebelum pembukaan resmi Terowongan Selili pada pertengahan Juni 2025.

“Kami berkomitmen tidak hanya menambal kerusakan, tapi membangun ketahanan lereng berbasis kajian ilmiah,” pungkasnya. (Red)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer