Persepsinews.com, Samarinda – Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang akan dimulai pada Februari 2025 membuka peluang bagi masyarakat Kalimantan Timur untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.
Di balik inisiatif ini, tantangan besar masih menghambat pemerataan akses kesehatan, terutama di daerah terpencil.
Salah satu kendala utama adalah kesenjangan fasilitas antara kota besar dan wilayah pedalaman. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menyoroti bahwa layanan kesehatan di daerah seperti Samarinda dan Balikpapan jauh lebih maju dibandingkan Mahakam Ulu dan Kutai Barat.
“Kita harus memastikan bahwa program ini tidak hanya berjalan di kota besar, tetapi juga benar-benar menjangkau masyarakat di pedalaman yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan kesehatan,” bebernya.
Selain keterbatasan fasilitas, jumlah tenaga medis yang tidak mencukupi menjadi tantangan serius. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Kaltim masih kekurangan sekitar 2.000 dokter.
Tanpa tenaga medis yang memadai, layanan kesehatan yang berkualitas sulit terwujud, meskipun infrastruktur telah dibangun.
Andi Satya menekankan perlunya kebijakan khusus untuk menarik lebih banyak tenaga kesehatan ke daerah yang masih kekurangan.
“Tanpa langkah nyata dalam distribusi tenaga medis, upaya pemerataan layanan kesehatan di Kaltim akan sulit tercapai,” tandasnya.
Ia pun mendorong Dinas Kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya untuk segera mencari solusi efektif agar masyarakat di seluruh wilayah Kaltim dapat merasakan manfaat program ini secara merata. (Ehd)