Persepsinews.com, Samarinda – Sejumlah proyek pembangunan strategis di Kota Samarinda mendapat sorotan dari legislatif, khususnya dari Wakil Ketua Komisi III, Samri Shaputra.
Menurutnya, proyek-proyek penting seperti revitalisasi Pasar Pagi, pembangunan GOR Segiri, terowongan, dan Teras Samarinda, belum kunjung selesai meski target penyelesaian sudah ditetapkan pada akhir tahun 2023.
Samri menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan pendekatan yang holistik dalam pembangunan, yang tidak hanya fokus pada aspek fisik namun juga mempertimbangkan dampak sosial yang mungkin timbul.
“Proyek pembangunan harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, tanpa menimbulkan masalah baru,” ujar Samri.
Keprihatinan Samri muncul terkait dengan beberapa proyek yang terkesan dipaksakan demi mengejar deadline, yang berpotensi menghasilkan kualitas kerja yang kurang memuaskan. Ia menggarisbawahi urgensi untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan dampak lain yang muncul sebelum melanjutkan proyek pembangunan.
Pembangunan Pasar Pagi menjadi salah satu contoh kompleksitas masalah, di mana konflik dengan pemilik ruko yang memiliki sertifikat hak milik masih menjadi penghambat. Samri menyarankan agar pemerintah memprioritaskan penyelesaian masalah sosial ini untuk menghindari gangguan pada pekerjaan kontraktor di masa yang akan datang.
Meski mengkritik, Samri tetap mendukung upaya pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda.
“Pentingnya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah dan kontraktor untuk menyeimbangkan kecepatan penyelesaian proyek dengan kualitas hasil akhir,” pesan dia. (Lis)