Persepsinews.com, Samarinda – Kata “gratis” menjadi ciri khas kepemimpinan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud, bersama Wakil Gubernur Seno Aji.
Salah satu program unggulan mereka adalah Gratispol, yang mengusung konsep layanan gratis untuk masyarakat, termasuk penyediaan internet gratis di desa-desa.
Program ini digerakkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, dengan target menjangkau seluruh pelosok desa di Benua Etam.
Kepala Diskominfo Kaltim, M. Faisal, menyampaikan bahwa program internet gratis ini akan menyasar tiga layanan publik utama di desa: kantor desa, puskesmas, dan sekolah.
“Kantor desa paling utama, agar pelayanan publik tak terhambat,” ujar Faisal.
Setelah infrastruktur internet menjangkau kantor desa, selanjutnya akan disambungkan ke fasilitas pendidikan dan kesehatan. Setelah ketiga sektor dasar ini terlayani, barulah program akan bergerak ke tahap berikutnya: menciptakan ruang digital untuk inovasi desa, seperti promosi produk UMKM lokal atau pengembangan potensi desa berbasis digital.
Program ini masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2025–2030, dengan target menjangkau 841 desa. Namun, tantangan tetap ada. Diskominfo mencatat masih ada sekitar 50 hingga 60 desa yang belum memiliki akses internet, bahkan sebagian belum memiliki kantor desa.
Solusinya, koneksi akan dihadirkan melalui berbagai teknologi, seperti fiber optik atau jaringan satelit. Beberapa daerah yang sudah memiliki program serupa dari pemerintah kabupaten tetap akan disinergikan.
Jika kantor desa sudah terkoneksi oleh kabupaten, maka puskesmas dan sekolah akan ditangani oleh Pemprov Kaltim.
“Program ini bukan hanya soal akses, tapi tentang pemerataan pelayanan dan pembangunan digital hingga ke desa-desa terpencil,” tegas Faisal.
Dengan Gratispol, Gubernur Rudy Mas’ud menargetkan tak ada lagi desa di Kaltim yang tertinggal karena keterbatasan sinyal.
“Target kita, Kaltim bebas dari titik buta sinyal pada 2030,” pungkas Faisal. (Red)
