Persepsinews.com, SAMARINDA – Malam di kawasan Jalan Kakap, RT 19, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, mendadak riuh, Rabu (15/10/2025). Hujan belum reda ketika dentuman keras mengguncang perumahan warga yang berjarak hanya belasan meter dari lokasi proyek pembangunan terowongan.
Suara keras disusul getaran kuat membuat warga berhamburan keluar rumah. Sejumlah dinding bangunan dilaporkan retak, sementara perabot dan batu di pekarangan ikut bergeser.
“Pas pertama dengar cuma getar pelan, tapi tiba-tiba ada suara jatuh besar. Rumah langsung bergetar, kayak gempa kecil,” tutur Risma, salah seorang warga yang rumahnya berada di tepi jalan proyek.
Menurut Risma, sumber getaran berasal dari alat berat jenis crane yang sedang melakukan pengujian di area proyek. Ia mengaku kejadian serupa bukan kali pertama dirasakan warga.
“Sudah beberapa kali kami lapor, tapi belum ada tindak lanjut. Kami minta ada perbaikan untuk rumah yang retak dan penurapan di pinggir tanah supaya tidak makin longsor,” tambahnya.
Warga lain, Herdi, mengatakan dentuman terdengar sekitar pukul 21.00 Wita. Getaran terasa cukup lama hingga membuat anak-anak terbangun ketakutan.
“Dinding rumah sampai retak. Hujan sore itu bikin tanah lembek, jadi getarannya makin terasa,” ujarnya.
Warga memperkirakan jarak antara area pekerjaan dan rumah penduduk hanya sekitar 15 meter. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran akan potensi pergeseran tanah maupun retakan struktur bangunan di sekitar lokasi proyek.
Hingga Kamis pagi, warga masih menunggu penjelasan resmi dari pihak pelaksana proyek maupun Pemerintah Kota Samarinda terkait dampak aktivitas malam itu. Mereka berharap ada pemeriksaan langsung di lapangan serta langkah kompensasi bagi rumah yang mengalami kerusakan.
“Kami tidak menolak proyeknya, tapi mohon jangan sampai merugikan warga sekitar,” ucap seorang warga lainnya.
Kejadian tersebut menambah daftar keluhan masyarakat terhadap proyek infrastruktur yang beroperasi hingga larut malam tanpa sosialisasi lanjutan.
Menanggapi keluhan tersebut, pihak pelaksana proyek memberikan klarifikasi. Billy, selaku Project Manager, menegaskan bahwa kegiatan malam itu bukanlah pemancangan, melainkan uji fondasi untuk memastikan kekuatan tanah sebelum pekerjaan struktur utama dilakukan.
“Karena hujan dari siang sampai sore, pengujian terpaksa kami lanjutkan malam. Prosesnya hanya dua kali tumbukan dengan beban enam ton dari ketinggian 40 sentimeter, dan sudah selesai sekitar pukul 21.00 Wita. Mungkin warga kaget karena suaranya cukup keras,” jelas Billy.
Billy menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas gangguan suara dan getaran yang sempat dirasakan.
“Kami memahami warga merasa terganggu karena waktunya malam hari. Kami mohon maaf sebesar-besarnya. Pengujian sudah selesai, jadi tidak ada kegiatan serupa lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihak proyek sejak awal telah melakukan sosialisasi dan pendataan kondisi rumah warga di sekitar area pekerjaan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi dampak konstruksi.
Untuk tahap berikutnya, proyek pembangunan terowongan di kawasan Sungai Dama akan berlanjut ke pekerjaan struktur atas berupa pengecoran, tanpa lagi menggunakan metode tumbukan yang menimbulkan suara keras. (nto)