Persepsinews.com, Samarinda – Sebuah video yang memperlihatkan aksi penyiksaan terhadap kucing sempat viral di media sosial dan memicu kemarahan warganet.
Namun, setelah ditelusuri, video tersebut ternyata tidak benar dan menimbulkan dampak serius bagi seorang remaja putri di Samarinda yang dituduh sebagai pelaku.
Remaja berusia 17 tahun itu sempat menjadi sasaran hujatan dan ancaman warganet, lantaran fotonya tersebar bersamaan dengan video hoaks tersebut. Akibatnya, ia mengalami tekanan psikis berat hingga takut pulang ke rumah, bahkan memilih bersembunyi di sekolah.
“Ada yang bilang mau datang dan membakar rumahnya. Karena takut, akhirnya mereka bersembunyi di sekolah,” ungkap Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim, Rina Zainun, saat dikonfirmasi Kamis (10/4/2025).
Pihak keluarga dan guru korban akhirnya meminta bantuan pendampingan kepada TRC PPA Kaltim. Setelah dilakukan klarifikasi, diketahui bahwa remaja tersebut bukanlah pelaku. Ia hanya mengunggah ulang video yang diterimanya dari grup WhatsApp ke status pribadinya, lengkap dengan caption yang menimbulkan kesalahpahaman.
“Caption di status WhatsApp-nya memancing emosi orang lain. Seolah-olah dia yang melakukan kekerasan itu, padahal bukan,” jelas Rina.
TRC PPA bersama orang tua korban, guru, dan komunitas pencinta kucing (Cat Lovers) mendatangi Polresta Samarinda untuk melakukan klarifikasi agar masyarakat tidak salah paham. Diketahui pula bahwa penyebar awal tangkapan layar dan foto korban adalah pihak lain yang juga masih di bawah umur dan sedang ditelusuri.
Kini, korban tengah mendapatkan pendampingan psikolog dari UPTD PPA Samarinda karena mengalami perundungan di sekolah. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak di media sosial.
“Ke depan diharapkan orang tua bisa lebih mengontrol anaknya dalam bermedia sosial, sehingga kejadian ini tidak terulang lagi di masa mendatang,” tegas Rina Zainun. (Red)