Persepsinews, Samarinda – Guna meningkatkan taraf hidup penderita TBC, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mengusung program pemberdayaan ekonomi mikro kecil (UMKM) bagi para komunitas penderita Tuberkulosis (TBC) di daerah.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup penderita TBC dan membantu mereka menyelesaikan program pengobatan yang memakan waktu lama,” ungkap Jaya.
Jaya mnyebut, program ini dilatarbelakangi oleh angka penderita TBC di Kaltim yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, terdapat sekitar 16.000 penderita TBC, dan pada tahun 2024 angka tersebut naik menjadi 21.600 jiwa.
“Banyak penderita TBC yang tidak menyelesaikan program pengobatan karena merasa jenuh dengan durasi pengobatan yang panjang, yaitu sekitar 1 hingga 2 tahun,” ujar Jaya.
Guna menangani hal tersebut, Dinkes Kaltim melakukan kerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop), Dinas Sosial (Dinsos), dan pakar ekonomi kreatif (ekraf) untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para penderita TBC dalam membangun usaha secara mandiri.
Program ini masih dalam tahap persiapan dan mulai dicanangkan pada akhir tahun 2024, tepatnya untuk realisasi APBD perubahan. Jaya berharap program ini dapat membantu Kaltim mencapai target untuk bebas TBC pada tahun 2030.
“Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan jumlah penderita TBC terbanyak setelah India, kami ingin Kaltim menjadi provinsi pertama di Indonesia yang bebas TBC pada tahun 2030,” tutupnya. (Ozn)