Persepsinews, Samarinda – Proses pembongkaran rumah warga Kota Samarinda yang ada di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) terus dilakukan. Kegiatan ini dilakukan Pemerintah Kota Samarinda sebagai lanjutan upaya pengembalian fungsi sungai dan program pengendalian banjir setelah sebelumnya dilakukan di Jalan Tarmidi tahun 2023 lalu.
Program pengendalian banjir ini telah menjadi komitmen bersama pemkot dan menjadi amanat dari segenap warga Samarinda. Normalisasi SKM dilakukan diantaranya pengerukan sendimentasi, kemudian pembebasan dari bangunan atau utilitas apapun yang berada disekitar bantaran sungai.
Menurut Wakil Walikota Samarinda Rusmadi(, satu dari beberapa program yang dipastikan terus berlanjut adalah pembebasan atau pembongkaran setiap bangunan yang berada di bantaran SKM yang terkait dengan program pengendalian banjir karena pemkot ingin memastikan air bisa mengalir sampai ke Sungai Mahakam. Kegiatan ini secara paralel terus dilakukan oleh Pemkot Samarinda.
Mengingat, SKM merupakan Subsistem aliran sungai di Samarinda.
“Penanganan untuk perumahan kumuh dan penataan sungai karang Mumus harus ditempatkan menjadi sebuah upaya keras dari pemkot samarinda dalam rangka tidak hanya menata kota tapi juga mengatasi persoalan banjir,” kata Rusmadi.
“Karna sungai karang Mumus ini merupakan sebuah subsistem daerah aliran sungai, kerjasama semua pihak diperlukan,” lanjutnya.
Berdasarkan data dari Dinas PUPR Samarinda, sementara ini terdapat sebanyak 99 bangunan yang dilakukan pembongkaran. Belasan bangunan diantaranya telah diberikan ganti rugi dan sisanya diberikan santunan.
Dalam proyek ini, beberapa kawasan SKM akan dibangun turap. Sementara wilayah lain masih akn tetap dipertahankan kondisi alaminya.
“Untuk tahun ini proses pembongkaran akan dilakukan di sejumlah titik, termasuk Jalan Abdul Mutholib dan Gang Masjid Jalan Lambung Mangkurat,” pungkasnya. (Ozn)